
KUTIPAN – Malam itu, Dataran Engku Putri di Batam penuh sesak oleh orang-orang yang begitu antusias mengikuti acara Malam Anugerah Pendidikan Kota Batam 2025, Minggu malam (4/5/2025). Namun, di balik gemerlapnya penghargaan, ada pesan yang lebih dalam yang mengarah pada kenyataan penting: pendidikan di Batam, katanya, harus inklusif, berkualitas, dan tak ada lagi anak yang terhambat karena biaya.
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, hadir dan mengucapkan terima kasih atas kerja keras para guru, kepala sekolah, serta tenaga kependidikan yang telah menjadi pahlawan di balik keberhasilan pendidikan di Batam. Amsakar dengan bangga mengungkapkan, “Tingginya capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Batam tahun 2024 tak lepas dari kontribusi sektor pendidikan,” yang mana Batam kini menjadi salah satu kota dengan IPM tertinggi di Indonesia. Begitu tinggi, sampai melampaui angka rata-rata nasional dan provinsi.
Namun, di balik pujian tersebut, apakah semua anak Batam benar-benar merasakan manfaatnya? Pemerintah Kota Batam berusaha memastikan bahwa tak ada lagi anak yang terhambat ujian karena masalah biaya. Amsakar dengan tegas menegaskan bahwa “Kita ingin pendidikan yang inklusif. Tidak boleh ada anak yang putus sekolah hanya karena tidak mampu.” Itu sebabnya, Pemko Batam memberikan seragam sekolah gratis untuk siswa baru dan subsidi SPP bagi siswa tidak mampu di sekolah negeri. Langkah konkret yang cukup mentereng di tengah mahalnya biaya pendidikan.
Dalam kesempatan itu, penghargaan juga diberikan kepada insan pendidikan yang telah memberikan kontribusi nyata, seperti penghargaan untuk sekolah inovatif, sekolah ramah anak, hingga kepala sekolah dan guru berprestasi.
Malam ini bukan hanya soal penghargaan, tetapi lebih kepada gambaran besar dari perjuangan Batam untuk mencetak generasi emas Indonesia pada tahun 2045. Tetapi, apakah ini cukup? Ataukah ini hanya jadi acara basa-basi tahunan yang tak membuahkan hasil nyata bagi anak-anak yang sebenarnya butuh perhatian lebih?
Di akhir acara, Amsakar mengajak seluruh komponen pendidikan untuk bersama-sama menciptakan pendidikan berkualitas dan mencetak generasi unggul. “Mari bersama kita wujudkan pendidikan hebat menuju generasi emas Indonesia tahun 2045,” ajaknya. Pertanyaannya, apakah Batam benar-benar siap untuk mewujudkan itu semua?***
Laporran: Yuyun Editor: Fikri