
KUTIPAN – Komisi I DPRD Natuna meminta Pemerintah Daerah Natuna, khususnya Dinas Kesehatan untuk serius menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengalami lonjakan signifikan di Kecamatan Midai.
Diketahui selama Februari 2025, tercatat 9 kasus DBD yang mendominasi anak-anak, dengan korban kritis 1 orang.
Sekretaris Komisi I DPRD Natuna, Erimudin menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kasus DBD ini. “Sudah ada 8 pasien yang dirujuk ke RSUD Ranai. Oleh karena itu, kami di Komisi I meminta dinas terkait untuk bertanggung jawab menekan kasus ini sedini mungkin”, tegasnya.
Erimudin pun menyoroti upaya dini yang dilakukan dalam penanganan DBD. Menurutnya, Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Midai dinilai lamban terhadap penanganannya. Padahal kata dia, baru-baru ini kasus DBD di Kecamatan Midai sudah sempat memakan korban jiwa.
“Artinya atas kejadian kasus pada bulan Desember 2024 lalu, tidak ada aksen sama sekali dari Puskesmas Midai maupun Dinas Kesehatan melakukan upaya pencegahan DBD salah satunya dengan melakukan Fugging”, tegasnya.
Erimudin menyebut, Dinas Kesehatan Natuna juga dinilai kurang memiliki manajemen informasi yang baik dalam mengantisipasi lonjakan DBD, padahal ada beberapa upaya dini yang semestinya bisa dilakukan.
Salah satunya, kata Erimudin, melakukan pengasapan (fugging) di daerah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, maupun mengedukasi masyarakat agar terus menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga harus segera diberikan pemahaman pentingnya menerapkan 3M dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun 3M yang dimaksud yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali benda-benda (kaleng bekas) yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menggunakan obat oles anti-nyamuk. (Zal).