
KUTIPAN – Ngomongin investasi, Batam tuh udah kayak magnet buat penanaman modal asing. Tapi sayangnya, magnetnya kadang belum maksimal narik investor kelas kakap. Padahal, pemerintah udah punya senjata baru: Golden Visa. Sayangnya, di Batam, program ini masih sepi peminat. Lah, kok bisa?
Jumat, 20 Juni 2025, Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, nyempat-nyempatin diri ngunjungin Kantor Imigrasi Batam yang ada di Mal Pelayanan Publik. Agenda utamanya bukan makan-makan atau cuma temu kangen, tapi serius bahas isu krusial: visa bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) dan pemanfaatan program Golden Visa.
Kegiatan ini dimulai dari diskusi bareng pengguna layanan imigrasi. Jadi, nggak cuma obrolan elite di ruangan adem AC, tapi langsung dengerin suara dari lapangan. Ya, siapa tahu dari situ bisa ketemu solusi yang selama ini belum terjamah.
Nah, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Hajar Aswad, langsung ngasih penjelasan soal program Golden Visa. Buat yang belum familiar, Golden Visa ini semacam karpet merah buat investor atau profesional asing. Visa ini berlaku 5 sampai 10 tahun—nggak cuma buat liburan, tapi buat yang bener-bener bisa ngasih kontribusi besar ke ekonomi Indonesia.
“Batam sebagai kawasan strategis dengan ribuan Penanaman Modal Asing (PMA) sebenarnya memiliki potensi besar untuk pemanfaatan program Golden Visa. Namun, sejauh ini jumlah pemegang Golden Visa di Batam masih sangat terbatas,” ujar Hajar.
Wah, sayang banget ya. Batam yang posisinya strategis, dekat Singapura dan Malaysia, serta punya banyak kawasan industri, ternyata belum jadi ladang subur buat Golden Visa. Hajar pun ngajak BP Batam buat bantu promosiin program ini ke investor-investor yang sebenarnya bisa banget dapet fasilitas itu.
Fary Francis langsung merespons positif ajakan ini. Menurutnya, kerja sama lintas instansi kayak gini penting banget buat bikin Batam makin ramah investor. Bukan cuma soal birokrasi yang gampang, tapi juga fasilitas tinggal yang nyaman dan legalitas yang jelas.
“Dengan penguatan kerja sama lintas instansi, fasilitas seperti Golden Visa bisa menjadi nilai tambah yang signifikan dalam menarik investor berkualitas ke Batam,” kata Fary.
Ya, benar juga sih. Investor itu nggak cuma mikirin untung-rugi, tapi juga mikirin keamanan, kenyamanan, dan jangka panjang. Golden Visa ini bisa jadi daya tarik buat investor yang serius mau tanam modal di Indonesia, khususnya Batam.
Sekarang tinggal bagaimana strategi promosi dan edukasi soal Golden Visa ini dijalankan. Jangan sampai programnya udah bagus, tapi yang tau cuma segelintir orang. Apalagi buat pelaku industri dan pemilik modal, informasi kayak gini bisa jadi penentu keputusan investasi.
Diskusi ini pun jadi titik awal buat kolaborasi yang lebih intens antara BP Batam dan Imigrasi Batam. Targetnya jelas: bikin iklim investasi makin kondusif, dan Batam makin seksi di mata dunia usaha global.
Program Golden Visa bisa jadi bukan cuma sekadar stempel di paspor, tapi jadi simbol bahwa Indonesia—khususnya Batam—siap jadi rumah kedua buat para investor dan profesional dunia. Tinggal dikawal implementasinya, disebarkan manfaatnya, dan dirangkul para pengusahanya.
Laporan: Yuyun Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.