
Di Dabo Singkep, suasana Gedung Wisma Ria berubah jadi lebih hidup dari biasanya. Bukan karena ada konser dadakan, tapi karena Turnamen Sepak Takraw KNPI Cup I resmi dibuka. Wakil Bupati Lingga, Ir. H. Novrizal, S.T., M.IP., hadir langsung membuka acara pada Kamis sore, 13 November 2025.
Turnamen ini bukan acara kecil-kecilan. Sebanyak 17 tim dari berbagai penjuru Kabupaten Lingga turun gelanggang, siap membuat bola rotan melayang-layang sampai babak final pada 16 November mendatang.
Dalam sambutannya yang cukup menyejukkan telinga, Novrizal memberikan apresiasi atas langkah KNPI menghidupkan kembali semangat olahraga tradisional ini. Beliau menegaskan bahwa kompetisi ini bukan hanya urusan menang atau kalah.
“Turnamen ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi antar warga. Selain untuk mengasah semangat sportivitas, tetapi juga menjadi wadah penting dalam menumbuhkan bibit-bibit atlet berbakat di daerah,” ujar Novrizal.
Pernyataan itu rasanya pas sekali dengan kondisi hari ini. Sepak takraw bukan sekadar gelanggang saling pamer salto. Olahraga ini memiliki cara unik mempertemukan orang, mencairkan kecanggungan, dan sekaligus menguji urat betis. Tak heran bila Novrizal kembali mengingatkan bahwa olahraga ini punya nilai budaya.
“Sepak takraw bukan sekadar ajang olahraga dan hiburan, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Melayu yang patut dijaga dan diwariskan,” tambahnya.
Acara pembukaan juga diwarnai kehadiran wajah-wajah penting lokal: Ketua KNPI Lingga beserta pengurus, unsur Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga warga Dabo Singkep yang memadati Wisma Ria. Ruangan penuh, sorakan ramai, dan atmosfernya menunjukkan bahwa masyarakat memang rindu hiburan yang sehat dan mendidik.
Turnamen KNPI Cup I ini bukan hanya soal tendangan akrobatik atau siapa yang membawa pulang piala. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik kebangkitan olahraga sepak takraw di Kabupaten Lingga sebuah momentum untuk menunjukkan bahwa tradisi, olahraga, dan kebersamaan bisa dirayakan dalam satu panggung yang sama.(Dito)





