Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, pada Rabu (7/12) sekitar pukul 08.20 WIB membuat satu anggota polisi tewas dan belasan orang luka-luka. Peristiwa itu terjadi saat jajaran Polsek Astana Anyar tengah menggelar apel pagi.
Peristiwa itu menarik atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang telah mengunjungi lokasi bom bunuh diri tersebut.
Pelaku Mantan Napi Teroris
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar merupakan mantan narapidana kasus terorisme bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim.
“Hasil sidik jari dan face recognition identik menyebutkan identitas pelaku Agus Sujatno,” kata Listyo di Polsek Astana Anyar, Rabu (7/12).
Agus sempat ditahan di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan. Dia divonis selama empat tahun penjara terkait kasus terorisme sebelum akhirnya bebas pada Maret 2021 lalu.
Korban 11 Orang, 2 Tewas
Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Suntana menyebut jumlah korban bom bunuh diri diPolsek Astana Anyar sebanyak 11 orang. Jumlah ini termasuk pelaku yang tewas di lokasi akibat ledakan bom.
Menurut Suntana, korban lain adalah satu orang anggota Polri yang meninggal dunia dan sembilan orang luka-luka.
“Akibat ledakan 11 orang korban, satu orang meninggal Aipda Sopyan dan sembilan kategori luka akibat pecahan (bom) tersebut,” ujar Suntana.
Pelaku Bawa Kertas Berisi Protes RKUHP
Listyo menyatakan pelaku bom bunuh diri, Agus Sujatno, turut membawa sejumlah kertas bertuliskan penolakan terhadap Revisi KUHP yang baru saja disahkan menjadi Undang-undang (UU).
“Di TKP kita juga temukan ada belasan kertas yang bertuliskan protes penolakan terhadap Rancangan KUHP yang baru saja disahkan,” ucap Listyo.
Terafiliasi JAD
Agus Sujatno yang diduga terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) disebut masih masuk ke dalam kelompok ‘merah’ lantaran pendekatan deradikalisasi yang dilakukan belum sepenuhnya rampung.
Hal itu disampaikan oleh Listyo dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar.
“Kami belum bisa mastikan, tapi ini karakter-karakter yang selama ini misi-misi umumnya apakah JAD, JI, dengan cara-cara modus operandi seperti ini. Jadi, tentu perlu data lebih lanjut untuk kita simpulkan ke arah sana,” kata Boy.
BNPT masih mendalami motif bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar kemarin.
Olah TKP
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo mengatakan proses olah tempat kejadian perkara (TKP) di Polsek Astana Anyar telah rampung dikerjakan.
Ibrahim menjelaskan penanganan selanjutnya usai olah TKP berada di bawah tanggung jawab tim Inafis Polri. Sebab, penyelidikan harus dilakukan secara saintifik melalui laboratorium.
“Untuk olah TKP pada prinsipnya udah selesai,” imbuhnya.
Pelayanan dan Tahanan Polsek Dipindah ke Polres
Polisi memastikan pelayanan masyarakat di wilayah hukum Polsek Astana Anyar akan tetap berjalan pascaledakan bom bunuh diri yang terjadi pada Rabu (7/12) pagi.
Namun, pelayanan akan dipindahkan ke Polrestabes Kota Bandung.
“Pelayanan yang ada di Polsek Astana Anyar kita alihkan kepada pelayanan kepolisian terdekat, dalam hal ini Polrestabes [Kota Bandung],” kata Ibrahim Tompo.
Selain itu, sebanyak enam tahanan Polsek Astana Anyar turut dipindahkan ke Polrestabes Kota Bandung.
“Tahanan di Polsek pada saat kejadian itu ada enam. Semuanya sekarang sudah dipindah ke Polrestabes. Kondisi semuanya aman,” kata Ibrahim.
(Fik | Sumber : CNN Indonesia)