![Ad image](https://ik.imagekit.io/ktpn/GOOGLE-NEWS-KUTIPAN.webp)
KUTIPAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna dalam upaya meningkatkan konektivitas antar pulau kembali membuahkan hasil. Di awal tahun 2025, dua wilayah yang selama ini belum mendapatkan layanan pelayaran reguler, yakni Pulau Seluan dan Pulau Panjang, kini resmi masuk dalam jaringan pelayaran perintis.
Tentunya informasi ini menjadi kabar gembira bagi masyarakat setempat, yang selama ini menghadapi keterbatasan akses transportasi laut. Dengan hadirnya layanan ini, distribusi barang dan jasa di wilayah kepulauan Natuna akan semakin lancar, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna, Allazi, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Menurutnya, perjuangan menghadirkan rute pelayaran perintis ke Pulau Seluan dan Pulau Panjang bukanlah hal yang mudah, mengingat minimnya infrastruktur pelabuhan di kedua pulau tersebut.
“Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun diperjuangkan, akhirnya dua rute kapal perintis ini bisa terealisasi. Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung langkah ini,” ujar Allazi, Senin (2/2/2025).
Ada pun dua rute baru yang mulai beroperasi sejak Januari 2025 ini adalah Pulau Panjang yang mulai dilayani sejak 10 Januari 2025. Selain itu, juga terdapat Pulau Seluan yang mulai dilayani sejak 24 Januari 2025.
Dengan adanya penambahan rute tersebut, Natuna kini memiliki lebih banyak pilihan layanan pelayaran dalam trayek (R) yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.
Di Natuna sendiri, terdapat tiga trayek utama dalam jaringan pelayaran perintis, yaitu:
Trayek R-7: Menghubungkan Tanjungpinang, Jagoh/Dabo, Pulau Pekajang, Belinyu, Pulau Pekajang, Jagoh/Dabo, serta berbagai wilayah lain termasuk Pulau Seluan dan Pulau Panjang.
Trayek R-8: Melayani rute Kijang, Tambelan, Pontianak, Serasan, Subi, Selat Lampa, Pulau Laut, Sedanau, Midai, Tarempa, Kuala Maras, serta beberapa jalur lainnya.
Trayek R-9: Menghubungkan Sintete, Serasan, Subi, Ranai/Penagi, Pulau Laut, Sedanau, Midai, Tarempa, Letung, Tanjungpinang, Tambelan, dan kembali ke Sintete.
![Images (2)](https://kutipan.co.id/wp-content/uploads/2025/02/images-2-330x220.avif)
Pulau Seluan dan Pulau Panjang sendiri masuk dalam jaringan Trayek R-7, dengan jadwal sekali dalam 14 hari.
“Allhamdulillah, meskipun untuk saat ini kapalnya hanya bisa lego jangkar karena belum ada pelabuhan, ini sudah menjadi langkah besar bagi kemajuan dua wilayah tersebut,” tambah Allazi.
Upaya menghadirkan pelayaran perintis ini tidak lepas dari berbagai tantangan, terutama terkait minimnya infrastruktur pelayaran. Namun, berkat data pendukung yang diajukan ke pemerintah pusat—meliputi jumlah penduduk, potensi sumber daya alam, industri, dan aspek lainnya—Kementerian Perhubungan RI akhirnya menyetujui rute ini melalui Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KP-DJPL 693 Tahun 2024.
Di tempat terpisah, Camat Pulau Seluan, Emil, menyampaikan rasa gembira dan harapan besar atas kehadiran kapal perintis Sabuk Nusantara 48 di wilayahnya.
“Ini adalah harapan kami sejak lama, dan akhirnya terwujud. Kami sangat bersyukur dan optimis dengan dampak positif yang akan terjadi,” ujar Emil melalui sambungan teleponnya.
Sebagai bentuk rasa syukur, warga Pulau Seluan bahkan beramai-ramai menyambut kedatangan kapal perdana dan mengajak kapten serta awak kapal untuk berfoto bersama.
“Kami sangat senang. Ini akan membawa perubahan besar bagi kami,” tambah Emil.
![Img 20250204 Wa0005](https://kutipan.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250204-WA0005-330x220.avif)
Dengan hadirnya kapal perintis, berbagai manfaat besar bisa dirasakan oleh masyarakat, antara lain:
Mobilitas lebih mudah – Warga kini bisa bepergian ke wilayah lain dengan lebih cepat dan nyaman.
Distribusi barang lebih lancar – Produk-produk lokal, seperti cengkeh, pisang, kelapa, dan hasil pertanian lainnya bisa lebih mudah dikirim ke luar pulau.
Perekonomian meningkat – Dengan terbukanya akses transportasi, diharapkan terjadi peningkatan perputaran ekonomi di Pulau Seluan dan Pulau Panjang.
“Dengan layanan ini, arus barang dan orang menjadi lebih lancar. Komoditas unggulan kami bisa dipasarkan ke luar pulau, sehingga ekonomi warga bisa lebih berkembang,” jelas Emil.
Meski kini sudah ada kapal perintis, Pemkab Natuna tetap berharap pembangunan infrastruktur pelayaran di wilayah ini bisa segera direalisasikan.
“Kami berharap pemerintah pusat dapat segera membangun pelabuhan dan fasilitas pendukung lainnya agar layanan transportasi laut semakin optimal,” pungkas Allazi.
Dengan langkah besar ini, Natuna semakin terhubung, dan harapan menuju kemajuan yang lebih pesat semakin nyata. (Zal/Adv).