KUTIPAN – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berkolaborasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York dan Jakarta Fashion Week (JFW) sukses menampilkan delapan produk fesyen unggulan dalam label Indonesian Fashion Forward (IFF) di ajang Pameran Dagang Fashion Business to Business COTERIE di New York, Amerika Serikat, pada 22-24 September 2024.
Kehadiran IFF di COTERIE menjadi momentum penting bagi dunia fesyen Indonesia. “Desainer-desainer muda Indonesia yang tergabung dalam IFF tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga menciptakan tren baru,” ujar Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Azizah, dalam keterangannya pada Jumat (27/9/2024). Azizah menambahkan bahwa partisipasi ini bukan hanya tentang memperkenalkan produk, tetapi juga membawa pesan kuat mengenai kreativitas dan inovasi fesyen Indonesia yang berbasis warisan budaya.
Kedelapan produk fesyen yang ditampilkan di COTERIE adalah Baha Gia, Fuguku, Kami, Nadjani, Jenna & Kaia, HijabChic, Aleza, dan Hameeda. Koleksi ini berhasil memukau dunia mode internasional dengan menampilkan keunikan yang menjembatani warisan budaya dengan gaya kontemporer. “Koleksi ini menghadirkan ciri khas tersendiri yang menggabungkan warisan budaya dengan inovasi modern,” tambah Azizah.
Selain memamerkan koleksi fesyen, kehadiran IFF di COTERIE juga semakin diperkuat dengan instalasi seni imersif karya seniman Indonesia ternama, Mulyana (MangMoel). Instalasi seni yang didukung oleh D Galerie, Jakarta, ini terinspirasi dari ekosistem bawah laut dan mengubah IFF Lounge menjadi ruang seni yang menggambarkan kreativitas dinamis Indonesia.
Azizah menegaskan, kehadiran Indonesia di COTERIE tidak hanya bertujuan memperkenalkan desainer berbakat, tetapi juga mengirimkan pesan kuat bahwa fesyen berbasis warisan, keberlanjutan, dan inovasi dapat mencuri perhatian di panggung internasional. “Masa depan fesyen bukan hanya soal estetika, tetapi juga tanggung jawab dan visi untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Koleksi yang dipamerkan oleh para desainer IFF di COTERIE tidak hanya menawarkan busana ready-to-wear yang inovatif, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan pemberdayaan lokal. Produk-produk ini memadukan tradisi Indonesia dengan desain kontemporer yang sesuai dengan selera pasar internasional. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan nilai lebih dan diferensiasi bagi industri fesyen tanah air di pasar global.
Azizah juga berharap agar para desainer IFF dapat berbagi pengalaman serta menjadi mentor bagi fashionpreneur Indonesia lainnya yang ingin mengembangkan bisnis ke pasar global.
“Para desainer muda ini telah membawa nama Indonesia ke panggung internasional, dan saya berharap sekembalinya mereka, pengalaman ini dapat dibagikan kepada para pelaku usaha lainnya,” ungkapnya.
COTERIE adalah salah satu pameran dagang fesyen business to business terbesar di Amerika Serikat. Pada tahun 2022, lebih dari 600 peserta pameran dari 90 negara berpartisipasi, dengan lebih dari 8.300 pengunjung, mayoritas merupakan pelaku industri fesyen dari seluruh Amerika Serikat. Ajang ini menjadi platform bagi pelaku industri untuk berjejaring dan memperluas pasar, menjadikannya kesempatan emas bagi desainer Indonesia untuk mengembangkan sayapnya di dunia mode internasional.
Dengan kehadiran IFF di COTERIE, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa desainer muda berbakat tanah air tidak hanya mampu mengikuti tren global, tetapi juga menciptakan inovasi yang mampu bersaing di pasar internasional. Pameran ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan citra positif fesyen Indonesia di mata dunia.