
KUTIPAN – Kalau dulu yang diajarin di sekolah cuma cara nyalain komputer dan pakai Microsoft Word, sekarang Pemerintah Kota Tanjungpinang lewat Diskominfo-nya naik level. Nggak cuma ngajarin cara pakai teknologi, tapi juga ngajarin cara pakai teknologi dengan benar.
Lewat program literasi digital yang mulai digencarkan di sekolah-sekolah, Pemko Tanjungpinang pengin anak-anak, guru, dan juga orang tua makin paham soal pentingnya bersosial media dengan bijak. Karena jujur aja, medsos itu bisa jadi alat bantu belajar, bisa juga jadi jebakan Batman kalau nggak tahu cara pakenya.
Sebagai bukti nyata, Kepala Dinas Kominfo Tanjungpinang, Teguh Susanto, sempat hadir langsung jadi pembicara di acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Penggiat P4GN yang diadakan BNNK Tanjungpinang. Acaranya diadakan di sebuah kafe di Jalan Engku Putri, dengan peserta dari kalangan pendidik.
Teguh menjelaskan pentingnya empat pilar dalam literasi digital: budaya digital, akses digital, keterampilan digital, dan keamanan digital. Jadi, literasi digital itu nggak cuma soal tahu cara posting, tapi juga tahu apa yang pantas diposting dan paham bahayanya kalau salah klik atau gampang percaya hoaks.
Teguh juga nyambungin soal literasi digital ini dengan upaya pencegahan narkoba. Menurutnya, kalau masyarakat—terutama anak-anak muda—punya kecakapan digital, mereka bisa lebih waspada sama konten atau ajakan yang nyeleneh, termasuk yang berkaitan sama narkoba.
“Saya berharap Bapak Ibu semua Penggiat Narkoba yang ada disini dapat lebih mengekspresikan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital untuk mencegah dan mengatasi penyalahgunaan narkoba di Pemko Tanjungpinang khususnya di lingkungan sekolah,” ujar Teguh.
“Seperti dengan membuat gambar design grafis atau lainnya yang menarik, tentu hal ini juga merupakan salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk membentuk opini anak-anak didik kita serta meningkatkan budaya literasi anak dalam hal memperoleh informasi-informasi bahaya narkoba dan informasi positif lainnya.”
Jadi, perang melawan narkoba bukan cuma lewat razia atau sosialisasi formal. Tapi bisa juga lewat desain grafis, video pendek, atau kampanye medsos yang relate dan keren. Anak-anak sekarang lebih responsif sama konten visual, bukan brosur panjang yang isinya cuma teks hitam putih.
Teguh juga mengajak seluruh masyarakat Tanjungpinang buat bareng-bareng jaga ruang digital tetap sehat. Katanya, Pemko pengin bikin branding yang positif, biar dunia maya juga jadi tempat yang aman buat generasi muda.
“Saya mengajak Bapak Ibu semua untuk sama-sama kita membangun branding Pemko Tanjungpinang di era digital ini dengan melakukan hal-hal kreatif dan konsisten dalam hal pemanfaatan media sosial secara bijak. Mari kita bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga anak-anak kita agar tumbuh di lingkungan digital yang sehat dan aman,” tutup Teguh.
Acara Bimtek ini juga dihadiri oleh perwakilan dari BNNK Tanjungpinang seperti Susi Lisdawati dan Anung Muthi’atihaq, serta perwakilan dari Polresta Tanjungpinang, Ipda Paskalis Grezandafarel Wibowo. Jadi emang kelihatan, kolaborasinya lintas instansi.
Semoga langkah seperti ini makin banyak dilakukan. Karena kalau literasi digital ditanamkan dari sekolah, masa depan anak-anak nggak cuma aman dari narkoba, tapi juga dari jebakan konten toxic yang berseliweran tiap hari di timeline.
Editor: Husni Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
📘 facebook.com/linggapikiranrakyat
📘 facebook.com/kutipan.dotco