KUTIPAN – Yusri Mandala atau lebih dikenal dengan Baba, dengan tegas mengutuk tindakan seorang oknum wartawan yang diduga menyiarkan berita bohong dan memicu keresahan di tengah masyarakat. Wartawan tersebut, yang berasal dari Tanjungpinang dan kini menetap di Lingga, dikritik keras karena dianggap kerap membuat kegaduhan dan menciptakan keresahan melalui pemberitaan yang tidak akurat.
“Kami menerima kedatangannya dengan baik, namun tindak-tanduknya justru sering menimbulkan masalah, terutama dengan pemberitaan yang tidak berdasar dan terkesan sembarangan. Warga Pancur dan sekitarnya banyak yang mengeluh kepada saya mengenai hal ini,” ungkap Yusri Mandala belum lama ini.
Menurut Mandala, masyarakat Pancur mengaku merasa terganggu dengan ulah wartawan tersebut, yang dinilai sering menyajikan berita tanpa mengindahkan fakta tidak relevan dengan kondisi di lapangan.
“Banyak pemberitaannya yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Ini sangat mengganggu,” katanya.
Mandala menegaskan bahwa masyarakat Lingga, khususnya suku Melayu, menjunjung tinggi nilai sopan santun dan selalu menerima pendatang dengan tangan terbuka.
“Namun, jika ada yang datang hanya untuk membuat esensi dan keresahan, kami tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan kejadian di Hotel Winner, Pancur, di mana oknum wartawan tersebut kembali memicu dan memancing kemarahan warga setempat. Seorang warga Pancur, ungkap Mandala, secara terang-terangan menyatakan ketidaksukaannya dan meminta agar wartawan tersebut meninggalkan daerah tersebut.
“Dia terlalu sering membuat masalah dengan pemberitaan yang tidak berimbang dan memicu keresahan di kalangan masyarakat,” ungkapnya.
Mandala menyarankan agar permasalahan yang terjadi belum lama ini antara Safaruddin yang merupakan pejabat di Pemkab Lingga dengan seorang oknum wartawan yang dinilai Mandala meresahkan ini diselesaikan secara adat agar tetap prospektif dan tidak menimbulkan konflik lebih lanjut. Ia menyebut tindakan Safar, sebagai contoh keberanian dalam mempertahankan harga diri dan kehormatan keluarga dari fitnah.
“Safar menunjukkan keberanian sebagai budak Melayu sejati, membela kehormatan dan keluarganya dari fitnah yang mencoreng nama baik mereka,” kata Mandala.
Ia menekankan bahwa masyarakat Lingga tidak akan menoleransi penyebaran berita bohong atau fitnah yang berpotensi merusak perdamaian dan keharmonisan.
“Kami berharap siapa pun yang datang ke Lingga menghormati adat istiadat dan menjaga ketenangan masyarakat. Jangan sampai tindakan provokatif memicu konflik lebih besar,” tutup Mandala.
Kasus ini mendapat perhatian serius dari masyarakat Pancur yang berharap agar wartawan tersebut memperbaiki sikapnya dan menjalankan tugas jurnalistiknya secara profesional. Masyarakat juga berharap agar ke depan tidak ada lagi pemberitaan yang tidak sesuai fakta dan memicu keresahan.
Dengan adanya peringatan ini, diharapkan wartawan yang bersangkutan mampu menunjukkan tanggung jawab sebagai jurnalis dan berperan aktif dalam menjaga serta keharmonisan di tengah masyarakat.(*/Rahmat)