KUTIPAN – Proyek pembangunan pengendalian banjir atau Polder di Jalan Sri Katon, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, telah menimbulkan berbagai keluhan dari masyarakat sekitar. Selain debu yang dihasilkan selama proses pembangunan, warga juga melaporkan retaknya dinding rumah mereka akibat getaran dari aktivitas konstruksi.
Keluhan ini muncul di tengah upaya pemerintah untuk mengatasi masalah banjir di kawasan tersebut. Dampak langsung dari konstruksi, terutama bagi warga yang tinggal dan berdagang di dekat lokasi proyek, mengganggu kegiatan sehari-hari mereka.
Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj.) Wali Kota Tanjungpinang, Andri Rizal, meminta agar pelaksana proyek lebih memperhatikan dampak yang timbul di sekitar area proyek dan berupaya meminimalisir gangguan terhadap aktivitas rutin masyarakat. “Kontraktor pelaksana harus memastikan warga yang tinggal dan berdagang di sekitar lokasi tidak merasa dirugikan,” tegas Andri saat diwawancarai usai menghadiri peresmian Gedung Dekranasda Kepri, Sabtu (3/8) kemarin.
Ia menambahkan, proyek ini penting untuk pengendalian banjir di wilayah tersebut, namun perlindungan hak-hak masyarakat tetap harus diutamakan. Sebagai tindak lanjut, Pj. Wali Kota Andri Rizal akan menginstruksikan Dinas PUPR untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek tersebut. “OPD Pemko akan mengawal proses pembangunan ini secara cermat untuk meminimalisir dampak terhadap masyarakat,” ujarnya.
Dengan pengawasan ini, Andri Rizal berharap keluhan masyarakat dapat diatasi dan proyek pengendalian banjir ini dapat memberikan manfaat maksimal tanpa menambah beban bagi warga sekitar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tanjungpinang, Rusli, dalam keterangan terpisah, mengatakan telah menindaklanjuti instruksi Pj. Wali Kota terkait pembangunan kolam retensi di Sri Katon. Tim PUPR melalui Bidang Sumber Daya Air telah melakukan komunikasi dengan RT, RW, dan sejumlah warga di sekitar kolam retensi.
“Pada prinsipnya, melalui RT, RW, dan masyarakat setempat telah intens melakukan pertemuan dengan pihak rekanan atau kontraktor sebelum pelaksanaan dimulai. Bahkan, pelaksanaan ini telah berlangsung,” jelas Rusli, Minggu (4/8/2024). Mereka telah menyepakati melalui forum pertemuan warga bersama humas pihak kontraktor untuk saling berkoordinasi terkait keluhan warga mengenai dampak pembangunan kolam retensi.
“Kami dari PUPR Tanjungpinang sangat berterima kasih kepada BWS dan masyarakat karena proyek ini dapat berjalan dengan lancar. Kendala yang muncul dapat didiskusikan secara baik-baik,” ujar Rusli. “Kami juga terus mengamati perkembangan kegiatan ini. Besar harapan kami, kegiatan ini dapat diselesaikan sesuai rencana yang ditentukan. Mudah-mudahan kita semua mendapatkan berkah dan terhindar dari banjir yang selama ini melanda daerah Sri Katon,” tutupnya.
Proyek pembangunan pengendalian banjir di Jalan Sri Katon ini adalah upaya pemerintah untuk memberikan solusi jangka panjang terhadap masalah banjir di Tanjungpinang. Namun, perhatian terhadap dampak yang dirasakan warga sekitar harus menjadi prioritas agar proyek ini tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga diterima dengan baik oleh masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, kontraktor, dan warga diharapkan dapat terus terjalin demi keberhasilan proyek ini.