KUTIPAN – Wakil Menteri Kesehatan Dante Harbuwono menegaskan pentingnya program skrining kesehatan dalam misi pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk tuberkulosis (TBC). Program ini menjadi bagian dari ‘Asta-Cita’, visi strategis pemerintah yang mencakup bidang kesehatan.
Dalam kunjungan kerjanya ke Puskesmas Krembangan Selatan, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (5/12/2024), Dante menyoroti peran krusial deteksi dini. Menurutnya, keberhasilan program skrining kesehatan sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sebelum gejala penyakit berkembang lebih parah.
“Deteksi dini adalah kunci. Kalau kita bisa menemukan kasus lebih awal, pengobatan menjadi lebih sederhana dan murah,” ujar Dante dalam keterangan resmi pada Jumat (6/12/2024).
Dante memaparkan fokus utama pemerintah saat ini, yakni skrining kesehatan pada tiga isu besar: kanker serviks, TBC, dan stunting.
Dante menjelaskan, kanker serviks masih menjadi penyebab kematian nomor dua tertinggi bagi perempuan di Indonesia. Deteksi dini, seperti dengan metode IVA atau tes HPV, memungkinkan penanganan cepat di puskesmas menggunakan metode sederhana seperti pengobatan cryo.
“Sebab, apabila ada yang terdeteksi positif dan masih berada pada stadium rendah, kita dapat segera lakukan pengobatan sederhana. Tapi jika sudah stadium lanjut, maka harus ada penanganan lebih kompleks seperti kemoterapi atau operasi,” ungkap Dante.
Layanan deteksi dini juga digencarkan untuk tuberkulosis. Pemeriksaan dilakukan dengan metode seperti tes mantoux, analisis dahak, hingga penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu membaca hasil rontgen lebih cepat dan akurat.
Dante menambahkan, masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasien positif harus segera melakukan skrining. “Jangan sampai menunggu gejala parah, apalagi hingga batuk darah. Kesadaran untuk skrining harus ditingkatkan,” imbaunya.