
KUTIPAN – Pada Jumat, 2 Mei, di ruang rapat lantai 6 Graha Kepri, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, akhirnya bertemu dengan jajaran pimpinan Politeknik Negeri Batam. Tentu saja, pertemuan ini bukan sekadar ngobrol santai tentang masalah sepele seperti kemacetan atau cuaca panas yang bikin lemas. Pertemuan ini lebih strategis—sebuah kesempatan emas untuk menambah sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan tinggi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kepri.
“Pemerintah Provinsi Kepri menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh dosen dan jajaran pimpinan Politeknik Negeri Batam atas perannya sebagai pendorong SDM unggul. Kepri kini menempati peringkat ketiga dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan ini tidak lepas dari kontribusi dunia pendidikan tinggi,” kata Nyanyang, sambil sesekali memberi senyuman yang menandakan kebanggaan. Wah, Kepri peringkat ketiga? Lumayan juga, ya.
Namun, tidak hanya sampai di situ. Wakil Gubernur yang dikenal tegas ini melanjutkan komitmennya untuk memastikan bahwa seluruh anak di Kepri punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tinggi. “Kami terus berupaya agar kemajuan di Kepri tidak hanya terpusat di satu wilayah, tetapi tumbuh secara merata di seluruh kabupaten/kota.”
Jadi, jangan harap hanya yang tinggal di Batam yang bakal menikmati fasilitas pendidikan tinggi yang canggih. Kalau kamu tinggal di pulau yang lebih kecil, tenang, peluangmu juga sedang diusahakan.
Tak berhenti di situ, Nyanyang juga mengungkit soal pentingnya kewirausahaan. Bukan cuma teori-teori kosong yang bikin mahasiswa bingung saat di dunia kerja nanti. “Kami telah meminta Dinas Pendidikan untuk memasukkan kurikulum entrepreneur, agar lulusan sekolah menengah mampu langsung terjun ke dunia kerja. Dengan begitu, bonus demografi bisa dimanfaatkan optimal dan tidak menjadi bencana,” tegasnya. Ouch, siapa yang takut dengan bonus demografi? Pastikan kita siap, atau ya, bisa jadi bencana, seperti kata Wakil Gubernur tadi.
Namun, sepertinya Pemprov Kepri tak hanya berharap pada kurikulum saja. Mereka juga dorong perusahaan-perusahaan lokal untuk ikut berperan. Bagaimana caranya? “Kami ingin agar saat investasi masuk, SDM Kepri menjadi pelaksana, bukan hanya menjadi penonton,” ujar Nyanyang. Kalau diibaratkan, jangan cuma jadi penonton pertandingan bola, tapi jadi pemain yang ikut mencetak gol.
Lalu, di tengah audiensi yang penuh dengan ide besar ini, Ketua Aliansi Driver Online Batam (ADOB), Djafri Rajab, yang kebetulan hadir, juga ikut memberi suara. Ia berharap agar pemerintah segera mendorong penyedia aplikasi transportasi daring untuk menyesuaikan tarif dengan Surat Keputusan Gubernur. Ya, tidak bisa dipungkiri, tarif aplikasi ini memang kadang bikin penumpang mengeluh, tapi setidaknya bisa lebih adil untuk semua pihak.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Batam, Ir. Bambang Hendrawan, dengan penuh keyakinan menyatakan kesiapan institusinya untuk mendukung pengembangan SDM di Kepri. “Kami siap berkolaborasi dengan Pemprov, bukan hanya sebagai lembaga penyedia ilmu, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan kualitas SDM,” ujarnya. Dengan semangat seperti ini, sepertinya kita bisa berharap banyak dari Politeknik Negeri Batam untuk ikut mencetak para ahli yang bakal membuat Kepri semakin maju.
Bertambah meriah dengan kehadiran berbagai pejabat dari Dinas Pendidikan Kepri dan Batam, audiensi ini akhirnya menutup sesi dengan rasa optimisme yang tinggi. Tidak hanya harapan dari Wakil Gubernur dan Politeknik Negeri Batam, tapi juga semangat untuk menciptakan SDM yang siap bersaing, tak hanya di Kepri, tapi di kancah nasional.***