Program kesehatan ibu dan anak (KIA) dan juga program imunisasi terus dimaksimalkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, salah satunya dengan memberikan bimbingan teknis kepada seluruh UPT Puskesmas maupun bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan di tingkat desa.
Bimtek program KIA dari Dinkes Tulungagung dilaksanakan di aula Cafe dan Resto Liur dengan menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan dr. Kasil Rokhmad, MMRS didampingi dr. Desi Lusiana Wardani, Kabid Kesehatan Masyarakat serta dihadiri seluruh bidan UPT Puskesmas se Kabupaten Tulungagung, Senin (29/05/2023).
Kepala Dinas Kesehatan dr. Kasil Rokhmad, MMRS, mengatakan bahwa Bimtek program KIA ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui peran bidan desa yang memiliki tanggung jawab dalam mengelola program tersebut.
“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peran bidan desa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standard, sekaligus dapat mengevaluasi pencapaian program dalam pencapaian target standard pelayanan minimal,” pungkasnya.
Baca Juga : BPBD Tulung Agung Sebut Kemarau di Jatim Terjadi Pada April
Kedepan pihaknya juga berharap agar masyarakat banyak yang sadar akan pentingnya kesehatan seiring dengan berkembangnya bidan desa yang terampil dan dapat bekerja dengan masyarakat dalam membangun kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak serta imunisasi, harapnya.
Dalam arahannya dr. Desi Lusiana Wardani, Kabid Kesehatan Masyarakat mengungkapkan bahwasanya bidan harus lebih aktif memantau perkembangan ibu hamil dan bidan harus melaporkan setiap pemeriksaan ibu hamil tersebut melalui KIA online.
“Sehingga kita dari khususnya dari Dinas Kesehatan maupun Puskesmas bisa memantau terus bagaimana perkembangan ibu hamil tersebut,” ujarnya saat di wawancara.
Menurut dr Desi Lusiana Wardani, secara nasional angka kematian ibu dan anak masih tinggi termasuk di daerah Tulungagung sendiri.
Diungkapkannya, sampai hari ini angka kematian ibu (AKI) di Tulungagung tercatat dua orang. Diharapkan kedepan jumlah kematian ibu tidak akan bertambah dan cukup berhenti di angka dua orang saja.
“Di Tulungagung sampai hari ini kematian ibu dua orang, sedangkan di tahun kemarin ada 11 orang, ya karena kemarin itu sedang ada pandemi covid. Harapannya kita, angka dua orang ini berhenti disitu saja dan tidak ada lagi kematian ibu,” ungkapnya.
Dalam penanganan kegawat daruratan itu, dr. Desi berharap agar bentuk kolaborasi ini tidak hanya pada Dinkes dan Rumah sakit saja. Namun, diharapkan pihak desa bisa ikut berperan serta penanganan kegawat daruratan.
“Sudah ada fasilitas seperti ambulance desa, dan harapan kami nanti juga ada kegiatan bagaimana cara penanganannya. Bagaimana nantinya mereka akan diberi pelatihan cara merespon cepat kalau ada kejadian kegawat daruratan,” tandasnya.(Una)
Baca Juga : 10 Perguruan Silat di Tulungagung Tandatangani Ikrar Bersama