
KUTIPAN – Ada yang berbeda di Tanjungpinang pada Senin pagi 21 Juli 2025. Langkah kaki kecil anak-anak SD menyatu dengan langkah pasti para ayah yang biasanya sibuk di kantor. Kota ini seolah memberi pesan hangat: pendidikan dimulai dari rumah, dan rumah tak lengkap tanpa sosok ayah.
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, pagi-pagi benar sudah menyambangi tiga sekolah: SDN 004, SDN 009, dan SMPN 10. Ia tak sendirian. Wakilnya, Raja Ariza, meninjau SMPN 1, dan Sekda Zulhidayat juga ambil bagian, mengunjungi SDIT Tunas Ilmu. Semua bergerak serempak, menandai keseriusan gerakan yang tak sekadar seremonial.
Surat Edaran Wali Kota yang dirilis sebelumnya, jelas-jelas memberi dispensasi pada para ayah ASN maupun Non-ASN agar bisa mengantar anak ke sekolah tanpa dihantui absen kerja. Tak hanya itu, tagar #GerakanAyahTeladanIndonesiaKotaTanjungpinang pun digaungkan sebagai bentuk ajakan untuk menjadikan gerakan ini viral—tapi bukan sekadar tren TikTok.
“Gerakan Hari Pertama Sekolah Bersama Ayah bukan sekadar simbolik, tetapi merupakan wujud nyata keterlibatan orang tua, khususnya ayah, dalam proses tumbuh kembang dan pendidikan anak.” kata Lis Darmansyah. Ucapannya seolah menegaskan: pendidikan bukan tugas guru semata. Apalagi hanya ibu yang sibuk antar jemput.
Pemandangan di sekolah-sekolah memperlihatkan kehangatan yang jarang ditemui di hari biasa. Ayah-ayah tampak berdiri bangga di sisi anaknya, membantu membawa tas, bahkan memeluk dan menyemangati. Tak sedikit pula yang tersipu saat difoto untuk dibagikan di medsos, sesuai imbauan pemerintah kota.
Dari sisi logika, gerakan ini memberi dampak psikologis yang tak main-main. Anak merasa dihargai, diperhatikan, dan yang paling penting: merasa punya tempat aman di tengah ruang baru bernama sekolah.
Lis pun berharap kegiatan ini tak berhenti sebagai selebrasi tahunan. “Kita ingin membangun generasi yang kuat, dan itu dimulai dari keterlibatan orang tua sejak hari pertama anak sekolah,” tambahnya.
Kepala sekolah, guru, hingga wali murid menyambut baik inisiatif ini. Tak sedikit yang mengaku ini pengalaman pertama mendampingi anak secara utuh di hari sekolah pertama. Rasanya seperti ulang tahun pertama: penuh haru dan bangga.
Tanjungpinang telah menunjukkan bahwa kolaborasi antara keluarga dan sekolah bisa dimulai dari hal sederhana. Sebuah gerakan yang menggugah, dengan harapan jadi kebiasaan. Karena di balik anak yang percaya diri, sering kali ada ayah yang berdiri tenang di belakangnya.
Laporan: Erika
Editor: Fikri
Foto: Diskominfo Tanjungpinang
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan media Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.