
Kalau biasanya tanda tangan itu identik dengan tinta di atas kertas, sekarang udah beda ceritanya. Di RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Tanjungpinang, tanda tangan digital alias TTE resmi terpasang rapi di sistem manajemen rumah sakit mereka: SIMETRISS.
Prosesnya nggak cuma asal klik, tapi beneran resmi. Surat pengesahan integrasi TTE-nya diserahkan langsung sama Kepala Diskominfo Kepri, Hendri Kurniadi, ke Direktur RSUD RAT, Bambang Utoyo, Selasa (17/6) kemarin. Lokasinya? Di Aula Lantai 4 RSUD RAT, tempat yang katanya adem buat ngebahas teknologi.
Jangan salah, ini bukan sekadar seremonial biasa. TTE ini jadi langkah penting buat digitalisasi layanan publik di Kepri, apalagi di sektor kesehatan. Harapannya, pelayanan ke masyarakat jadi lebih cepat, efisien, dan pastinya makin kekinian.
“Transformasi digital di sektor pelayanan publik, termasuk di bidang kesehatan, merupakan bagian penting dari upaya pemerintah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efisien, aman dan terpercaya,” jelas Hendri, lengkap dan mantap.
Sebenarnya ini bukan aplikasi pertama yang disentuh sama TTE. Udah ada aplikasi Srikandi (buat arsip-arsipan), INA PROC (pengadaan elektronik), SAKTI (urusan keuangan), dan sekarang si SIMETRISS yang jadi bagian dari revolusi digital di rumah sakit.
Buat RSUD RAT, ini bukan kerja sendirian. Integrasi SIMETRISS ini hasil sinergi banyak pihak: Diskominfo, BSSN, tim IT rumah sakit, dan tentunya tenaga kesehatannya. Dari total 4.650 ASN di Pemprov Kepri yang udah pegang sertifikat TTE, 380 di antaranya ada di RSUD RAT. Rinciannya? 90 dokter, 255 tenaga kesehatan, dan 35 tenaga pendukung. Cukup rame.
Hendri juga nambahin, “Dengan adanya TTE dalam SIMETRISS, proses administrasi seperti pengisian dan penandatanganan rekam medis dapat dilakukan secara digital, sah secara hukum dan tentu lebih cepat.”
Singkatnya: dokter nggak perlu lagi nyari pena buat tanda tangan. Klik, sah, jalan terus.
Dari pihak rumah sakit, Direktur RSUD RAT, Bambang Utoyo, juga angkat bicara. Ia bilang rumah sakit terus berbenah demi pelayanan yang lebih baik, apalagi RSUD RAT ini ditunjuk sebagai rumah sakit KJSU alias Kelas Jasa Unggulan.
“Kebutuhan layanan kesehatan terus meningkat dan RSUD Ahmad Tabib berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan, termasuk dalam bidang teknologi informasi,” ujar Bambang.
Yang nggak kalah penting, kata Bambang, adalah infrastruktur server yang kuat dan aman. Soalnya ini nyangkut data pasien. Privasi, bro! Maka dari itu, kerja sama sama Diskominfo Kepri harus terus dijaga, jangan sampai putus di tengah jalan.
“Kami berharap koordinasi dan kerja sama yang kuat dengan Diskominfo Kepri terus berjalan, agar layanan digitalisasi di RSUD Raja Ahmad Tabib semakin optimal dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” tutupnya.
Dengan langkah ini, RSUD Ahmad Tabib bisa dibilang salah satu pelopor digitalisasi rumah sakit di Kepri. Pelayanan publik yang modern, efisien, dan berbasis teknologi, nggak lagi jadi slogan manis. Sekarang beneran jalan. Tinggal tunggu rumah sakit lain ngikutin.
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.