
KUTIPAN – Pagi itu, Jumat (9/5/2025), hujan deras mengguyur Baloi Permai. Basah, becek, dan licin. Tapi anehnya, ratusan lansia justru semangat sekali bergerak ke Lapangan Bola Legenda Malaka. Bukan mau main bola tentunya, mereka datang demi satu hal: menerima bantuan sosial dari Pemerintah Kota Batam.
Total 531 lansia dari tiga kecamatan—Batam Kota, Nongsa, dan Sungai Beduk—berkumpul di situ. Masing-masing sudah dijanjikan bantuan Rp300.000 per bulan, selama sembilan bulan, dari April hingga Desember 2025. Bantuan disalurkan lewat rekening BRK Syariah, biar gampang dipantau dan minim drama.
Tapi, yang bikin suasana beda dari biasanya, bukan cuma soal amplop bantuan atau daftar nama. Kali ini, Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra alias Bu Li, memilih turun langsung ke tengah para lansia. Bukan berdiri di panggung tinggi sambil baca sambutan kaku, tapi benar-benar turun, menyapa satu per satu, ngobrol sambil senyum-senyum.
“Saya ingin lebih dekat dengan emak dan bapak semua. Bantuan ini bukan soal nominal, tapi bukti perhatian kami. Bertemu langsung begini membuat saya bahagia,” kata Bu Li, sambil menepuk-nepuk bahu beberapa lansia yang tersenyum malu-malu.

Logikanya sederhana: bantuan sosial bukan hanya soal transfer uang, tapi juga tentang perasaan dihargai. Bu Li paham, orang tua tidak hanya butuh duit, tapi juga butuh rasa diakui, disapa, dan dianggap penting.
Selain menyerahkan bantuan, Bu Li juga memberikan wejangan yang cukup logis soal kesehatan. Katanya, jangan cuma nunggu transferan masuk, tapi cek rekening tiap bulan, beli vitamin, makan bergizi, dan jaga badan biar kuat terus.
“Kalau ada yang belum menerima bantuannya, segera laporkan. Cek rekening tiap bulan, beli vitamin, makan yang bergizi. Jaga kesehatan agar tetap kuat dan bisa terus menikmati manfaat program ini,” pesannya dengan nada serius tapi tetap santun.
Bu Li juga menyempatkan diri menyampaikan terima kasih kepada para Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Tanpa mereka, siapa yang mau repot-repot nyisir data lansia dari gang ke gang? Ia bahkan menegaskan, tidak boleh ada lansia yang layak namun terlewat.

“Kami terus pantau dan perbaiki. Kalau ada yang terlewat, segera beri tahu. Ini amanah,” tegasnya.
Menariknya, di sela acara, Bu Li juga sempat curhat sedikit soal aktivitasnya belakangan ini. Katanya, hampir tiap hari keliling lapangan buat urusan banjir. Dari pagi keliling, malam rapat, dan kadang tidur pun tinggal mimpiin air bah.
“Dari pagi keliling, malam rapat. Kalau ada masalah banjir, langsung kita cari solusinya. Mohon doanya, semoga kami sehat selalu dan pendapatan daerah meningkat, agar program seperti ini bisa berlanjut dan ditingkatkan,” tutupnya.
Cerita ini mengingatkan satu hal penting: hujan mungkin bikin jalanan becek, tapi semangat yang tulus untuk memperhatikan rakyat, itu yang bikin lapangan tetap hangat.
Untuk informasi beragam lainnya, kuti kami di channel WhatsApp:
👉 Channel 1
👉 Channel 2
Editor: Fikri Laporan ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan.