
KUTIPAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Dabo Singkep punya cara sendiri untuk menandai momen penting di kalender pemasyarakatan. Pada Rabu (19/11/2025), lembaga ini menggelar tasyakuran sederhana namun penuh makna untuk memperingati Hari Bhakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang pertama kalinya. Meski baru pertama, atmosfernya sama sekali tidak terasa seperti acara coba-coba. Semua terlihat sudah terkonsep, rapi, dan penuh suasana kekeluargaan.
Kepala Lapas Dabo Singkep, Yusrifa Arif, hadir memimpin rangkaian kegiatan yang juga diikuti jajaran pejabat struktural dan para pegawai. Yusrifa memberi penekanan bahwa peringatan perdana ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan titik awal bagi insan pemasyarakatan untuk menegaskan kembali arah kerja yang lebih profesional, humanis, dan berintegritas.
“Hari Bhakti pertama ini menjadi sejarah baru bagi kita. Momentum ini harus kita maknai sebagai dorongan untuk meningkatkan kualitas kerja, mempererat kebersamaan, serta menguatkan semangat pengabdian kepada bangsa melalui pemasyarakatan,” ujar Yusrifa.
Sebagaimana yang kerap terjadi di acara tasyakuran di banyak tempat di Indonesia, agenda inti berlangsung dengan khidmat: doa bersama, pemotongan tumpeng, dan sesi ramah tamah.
Tidak ada kemewahan yang dibuat-buat, namun suasananya hangat—hangat seperti obrolan sore sambil menyeruput teh tarik. Kebersamaan seperti inilah yang tampaknya menjadi modal kuat bagi Lapas Dabo Singkep dalam menjaga harmoni internal.
Harapannya, momen tasyakuran kali ini bukan berhenti sebagai ritual simbolik semata. Ada dorongan agar seluruh petugas makin termotivasi menjalankan tugas pemasyarakatan dengan kualitas yang lebih baik di tahun-tahun mendatang. Kalau semangatnya dijaga, bukan tidak mungkin layanan pemasyarakatan ke depan semakin terasa manusiawi dan berintegritas.





