KUTIPAN – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status level IV atau ‘Awas’ untuk Gunungapi Ruang per Selasa, 30 April 2024, pukul 01.30 WITA. Keputusan ini diambil menyusul erupsi yang terjadi pada gunung berjenis stratovolcano tersebut, menghasilkan kolom erupsi setinggi 2.000 meter dari puncak, disertai dengan suara gemuruh dan gempa yang dirasakan secara terus-menerus.
Peningkatan status ini juga didukung oleh data instrumental yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah gempa vulkanik dalam (VTA) dan dangkal (VTB) pada tanggal 29 April 2024. Observasi visual menunjukkan adanya hembusan asap kawah, menandakan adanya proses peretakan batuan dan migrasi magma dari dalam bumi ke permukaan.
Selama periode 24 jam pada tanggal 29 April 2024, tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 425 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 15 kali gempa tektonik lokal, dan 6 kali gempa tektonik jauh. Peningkatan aktivitas seismik ini menunjukkan potensi berkembangnya erupsi eksplosif yang dapat berselingan dengan erupsi efusif, seperti aliran lava.
Laporan dari lapangan menggambarkan suara gemuruh yang terdengar dari Pulau Tagulandang saat Gunungapi Ruang meletus, dengan visual lontaran lava pijar dan langit yang berwarna merah menyala akibat material vulkanik. Fenomena ini disertai dengan petir yang menyambar, merupakan bagian dari gejala vulkanologi yang dramatis.
Hujan batu dan kerikil yang terjadi memiliki cakupan lebih luas dibandingkan dengan erupsi sebelumnya pada 17 April 2024. Posko Tanggap Darurat di Desa Apengsala, yang berada dalam radius 7 kilometer dari Kawasan Rawan Bencana (KRB), juga terdampak oleh fenomena ini.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa situasi telah mereda pada pukul 07.55 WITA, namun kaji cepat masih dilakukan. Untuk alasan keamanan, jaringan listrik di Pulau Tagulandang telah dipadamkan dan sinyal telekomunikasi yang lemah menjadi kendala koordinasi.
Masyarakat di sekitar Gunungapi Ruang dan pengunjung diimbau untuk tidak memasuki wilayah dalam radius 6 km dari pusat kawah aktif. Mereka yang berada di Pulau Tagulandang dalam radius tersebut harus segera dievakuasi. Selain itu, masyarakat di dekat pantai harus mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, awan panas, dan tsunami.
Penggunaan masker sangat disarankan untuk menghindari paparan abu vulkanik. Masyarakat diharapkan tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, dan mengikuti informasi resmi dari PVMBG, Badan Geologi, BNPB, BPBD, TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya.