
KUTIPAN – Pembangunan halte sekolah di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, belakangan jadi bahan omongan. Beberapa suara publik sempat nyinyir—katanya anggaran terlalu besar, katanya gak jelas fungsinya. Tapi Dishub Lingga gak tinggal diam.
Lewat pernyataan resmi yang dilontarkan langsung oleh Kepala Bidang Perhubungan Darat, Hasbullah, Dishub menyampaikan bahwa pembangunan halte di SMAN 1 Singkep dan SMPN 1 Singkep bukan tiba-tiba muncul dari langit. Proyek itu berdasarkan permintaan sekolah dan kebutuhan nyata di lapangan.
“Pembangunan ini dikerjakan pada tahun 2024. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah sebelum pembangunan dimulai. Lokasi dan kebutuhan teknis dibahas bersama, jadi tidak ada keputusan sepihak,” kata Hasbullah, Minggu (13/4/2025).
Anggaran proyek ini mencapai Rp348 juta untuk tiga unit halte. Hitungannya, satu halte kira-kira habiskan dana Rp116 juta. Tapi, menurut Hasbullah, angka ini bukan hasil ngarang-ngarang. Semuanya mengacu pada RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan spesifikasi teknis dari konsultan perencanaan.
Pembangunan juga sudah dicek langsung di lapangan. “Semua sudah sesuai dengan SOP dan kami juga mendapat izin dari Bina Marga serta dukungan pihak sekolah dan masyarakat sekitar,” ujar Hasbullah lagi. Jadi bukan hanya sekadar proyek tempelan.
Buat memastikan pekerjaan nggak asal jadi, Dishub bakal turun lagi bareng kontraktor dan konsultan pengawasan. Tujuannya satu: ngecek apakah hasil akhirnya udah bener-bener sesuai dengan spesifikasi.
Kepala Dishub Lingga, Hendry Efrizal, juga ikut angkat bicara. Ia menegaskan bahwa proyek ini murni untuk kepentingan publik. Gak ada embel-embel kepentingan pribadi apalagi agenda politik.
“Kami bekerja secara profesional dan terbuka. Silakan konfirmasi langsung ke kami atau PPTK bila ada pertanyaan. Jangan membuat asumsi tanpa dasar,” ucap Hendry.
Ia mengaku agak kecewa dengan narasi yang terlanjur berkembang di publik, yang cenderung menyudutkan tanpa proses tabayyun alias klarifikasi.
“Kalau memang ada keraguan, mari dibuka bersama. Tapi kami tegaskan, manfaat dari halte ini sudah bisa langsung dirasakan oleh para siswa,” tegasnya.
Akhir kata, Dishub Lingga mengingatkan bahwa mereka tetap berkomitmen membangun fasilitas transportasi yang aman dan nyaman. Dan yang terpenting, penggunaan dana publik—yang sering jadi bahan polemik—akan dikelola dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Toh, kalau hasilnya bisa langsung dirasakan anak sekolah, bukankah itu sudah cukup jadi jawaban?
Laporan: Yuanda