
KUTIPAN – Razia gabungan yang digelar aparat Polres Pringsewu, BNNK, dan Satpol-PP pada Sabtu (22/2/2025) malam berhasil mengamankan belasan warga yang terlibat dalam berbagai bentuk penyakit masyarakat. Razia ini dipimpin langsung oleh Kapolres Pringsewu, AKBP M. Yunnus Saputra, sebagai langkah preventif menjelang bulan suci Ramadan 1446 H.
Sebanyak 14 tim yang dibentuk petugas telah disebar ke sejumlah lokasi strategis, termasuk penginapan, rumah kos, dan tempat hiburan malam yang rentan dengan peredaran narkoba dan praktik prostitusi.
Hasilnya, petugas berhasil mengamankan dua orang yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkotika jenis sabu. Selain itu, 13 orang lainnya, baik pria maupun wanita, diamankan karena diduga terlibat dalam praktik seks bebas dan prostitusi.
Kapolres Pringsewu, AKBP M. Yunnus Saputra, menjelaskan bahwa razia ini merupakan bagian dari upaya menciptakan suasana yang aman dan nyaman menjelang Ramadan, agar masyarakat bisa beribadah dengan tenang.
“Kami telah mengidentifikasi sejumlah lokasi dan individu yang masih terlibat dalam penyakit masyarakat, khususnya narkoba dan seks bebas. Kedua masalah ini masih cukup tinggi di Pringsewu, dan kami menduga maraknya peredaran narkoba berkontribusi pada meningkatnya pergaulan bebas,” ujar AKBP Yunnus dalam keterangannya, Minggu dinihari (23/2/2025).
Ia menambahkan bahwa dalam razia kali ini, beberapa warga kedapatan menggunakan narkoba, sementara lainnya terlibat dalam prostitusi. Selain itu, beberapa pasangan muda-mudi, termasuk anak di bawah umur, juga terjaring karena terlibat dalam hubungan seks bebas.
“Kami juga mengamankan beberapa terapis pijat yang diduga mendapat keuntungan dari praktik prostitusi. Hal ini menjadi perhatian utama kami, dan kami berharap selama bulan Ramadan, praktik-praktik seperti ini bisa ditekan,” tegas Kapolres.
Kapolres Yunnus memastikan bahwa razia semacam ini akan terus dilakukan, mengingat prediksi bahwa tindak pidana seperti pencurian dan kekerasan berpotensi meningkat selama Ramadan. Ia juga mengimbau orang tua untuk lebih peduli terhadap aktivitas anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau penyalahgunaan narkoba.
“Kepedulian keluarga sangat penting untuk menekan angka penyakit masyarakat. Kami juga mengimbau agar pesta, seperti pernikahan atau khitanan, tidak menggunakan musik yang berpotensi memicu penggunaan narkoba, seperti yang terjadi di wilayah Sumatera Selatan,” tambahnya.
Selain itu, dalam razia kali ini, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk 3 plastik klip berisi narkotika jenis sabu, alat hisap, ponsel, alat kontrasepsi, dan uang tunai sebesar Rp300 ribu yang diduga hasil dari praktik prostitusi.