
KUTIPAN – Bukan Kaleng-Kaleng, Jaringan Narkoba Internasional Dibongkar di Riau. Puluhan Kilo Sabu, Ribuan Ekstasi, dan Peran “Becak Laut” yang Bikin Dahi Mengernyit. Sinergi yang klop antara Polda Riau dan Bea Cukai kembali bikin gebrakan. Bukan operasi biasa, tapi pengungkapan jaringan narkoba internasional yang nyeleneh sekaligus bikin merinding: menyelundupkan sabu dan ekstasi dari negara tetangga lewat jalur laut Pulau Rupat, Riau.
Konferensi pers yang digelar Senin (19/5) jadi saksi betapa seriusnya operasi ini. Dirresnarkoba Polda Riau, Kombes Pol Putu Yudha Prawira, menyebut semua ini hasil dari penyelidikan panjang dan dalam sejak Maret 2025.
“Tim gabungan berhasil membongkar praktik penyelundupan narkotika yang dijalankan secara rapi dan terstruktur lintas wilayah dan negara,” ungkap Putu dengan nada tegas.
Tanggal 5 Mei 2025 jadi momen klimaks. Operasi gabungan menangkap lima tersangka dengan barang bukti yang tidak main-main: 38,40 kilogram sabu dan 35.691 butir ekstasi. Disinyalir kuat, barang ini diimpor dari jaringan luar negeri yang udah lama ngincar pasar Indonesia.
Dan ini yang bikin menarik: peran masing-masing tersangka terdengar seperti alur film kriminal.
-
J si “becak laut”, bertugas menjemput barang dari luar negeri.
-
A, “penjaga pantai”, menerima paket di daratan.
-
TGH dan FHD, “becak darat”, bawa barang dari Rupat ke Pekanbaru.
-
T, kurir darat, tugasnya mendistribusikan sabu dan ekstasi ke titik-titik lainnya.
Bayaran mereka pun bikin geleng kepala. Ada yang dapet Rp10 juta, bahkan sampai Rp140 juta per pengantaran. Nilai yang setara dengan taruhan besar dalam permainan hidup-mati.
Tapi cerita belum habis. Dari pengembangan kasus, terungkap kalau sebelumnya—tepatnya 15 April 2025—jaringan ini juga berhasil menyelundupkan 55 kilogram sabu, yang kemudian didistribusikan ke dua kota besar: 30 kilogram ke Pekanbaru dan 25 kilogram ke Palembang.
Salah satu tersangka, T, ternyata bukan orang baru. Ia sudah beberapa kali mengantar narkoba atas perintah bos berinisial C, yang disinyalir beroperasi dari luar negeri.
“Dari operasi lanjutan, petugas juga berhasil menangkap tersangka HA, yang bertugas mengambil mobil berisi sabu dari Pekanbaru. Sebanyak 5 kg sabu telah sempat dijual oleh HA, sementara sisanya disembunyikan untuk diambil oleh kurir lain sesuai skema estafet,” lanjut Putu.
Aksi pengejaran polisi bahkan sampai ke Sumatera Barat, di mana satu nama besar lainnya, HB, berhasil dibekuk. Ia diyakini sebagai tangan kanan dari si bos besar berinisial B, yang juga masih buron di luar negeri.
Kalau semua narkoba ini sampai lolos dan beredar di masyarakat, dampaknya bisa parah banget. Diperkirakan bisa merusak masa depan 213.000 jiwa dan mengakibatkan kerugian sosial-ekonomi hingga Rp46,3 miliar. Ngeri, kan?
“Ini adalah bukti nyata keberhasilan kolaborasi lintas lembaga. Kami akan terus bekerja sama, bahkan dengan pihak internasional, untuk menumpas tuntas jaringan ini hingga ke akar-akarnya,” tegas perwakilan dari Polda Riau.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom Karibianto, menambahkan bahwa pengungkapan ini adalah bukti nyata komitmen Polda Riau dalam perang melawan narkoba.
“Ini upaya dari Polda Riau dalam mendukung program Asta Cita Presiden untuk memberantas peredaran narkoba,” tandas Anom.
Kolaborasi aparat bukan hanya soal penangkapan, tapi juga upaya jangka panjang untuk menjaga masa depan generasi muda dari ancaman narkoba. Dan sejauh ini, langkah mereka layak diberi apresiasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.