
KUTIPAN – Mega Ballroom CK Tanjungpinang Hotel & Convention Centre mendadak penuh dengan wajah-wajah harapan baru. Rabu, 26 November 2025, para calon tenaga kesehatan resmi diangkat sumpah melalui Sidang Senat Terbuka Wisuda Ahli Madya Keperawatan, Kebidanan, dan Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang angkatan ke-14. Ratusan keluarga ikut memadati ruangan, mungkin sebagian sudah membayangkan anaknya bakal jadi pahlawan kesehatan yang ditunggu-tunggu klinik dan rumah sakit.
Acara ini tidak main-main. Hadir Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum Setda Provinsi Kepri, Sardison mewakili Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad—serta Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri. Lengkap pula unsur FKPD dan pengelola kampus. Intinya, para pejabat tampak benar-benar menunjukkan perhatian terhadap sektor kesehatan.
Dalam sambutan, Sardison menyiratkan keprihatinan sekaligus optimisme: Provinsi Kepri itu tumbuhnya sedang ngebut. Perkembangan ekonomi, sosial, sampai layanan publik terus bergerak maju, tapi semua itu akan mandek kalau kualitas manusianya tidak ikut lompat kelas.
“Provinsi Kepri adalah daerah yang memiliki diagram perkembangan yang bergerak sangat cepat. Kunci dari keberhasilan pembangunan ini ialah perhatian serius terhadap peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan tenaga ahli yang kita miliki,” ujarnya.
Tuntutan pelayanan publik makin tinggi, angka kesehatan harus naik, sementara masyarakat makin kritis. Artinya, tenaga kesehatan kompeten bukan lagi sekadar kebutuhan — tapi keharusan.
“Meningkatkan kompetensi dan ilmu pengetahuan adalah langkah strategis untuk memperkuat kualitas serta kuantitas tenaga kesehatan demi tercapainya angka keberhasilan hidup dan indeks kesehatan yang ideal di Kepulauan Riau,” katanya.
Karena itu, wisuda bukan seremonial penuh toga dan foto keluarga saja. Ada misi besar di baliknya. Sardison menegaskan,
“Pelaksanaan Wisuda Program D-III Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang ini menjadi langkah berpengaruh dalam melahirkan SDM kesehatan yang mumpuni, berdaya saing, serta mendukung kemajuan Provinsi Kepulauan Riau ke depan,” tambahnya.
Pernyataan ini mendapat dukungan penuh dari Elfiani Sandri. Ia mengingatkan bahwa Tanjungpinang juga sedang tumbuh—bukan sekadar infrastrukturnya, tapi juga kebutuhan manusia yang menggerakkan layanan kesehatan.
“Apa yang disampaikan oleh Bapak Sardison sangat relevan dengan kondisi Tanjungpinang saat ini. Kota kita terus berkembang, dan kebutuhan terhadap tenaga kesehatan yang andal menjadi semakin penting,” ucapnya.
Elfiani menegaskan, pemerintah kota tidak bisa bekerja sendirian. Lulusan Poltekkes akan menjadi pemain utama di lapangan pelayanan kesehatan—baik puskesmas, rumah sakit, hingga fasilitas swasta.
“Wisudawan hari ini adalah bagian dari generasi tenaga kesehatan yang akan berada di garis depan pelayanan kesehatan masyarakat. Pemerintah Kota Tanjungpinang sangat terbantu dengan hadirnya SDM baru yang terampil, berintegritas, dan memiliki standar kompetensi yang berkualitas,” jelasnya.
Ia kemudian memberikan pesan manis namun penuh tantangan: jangan berhenti belajar. Dunia kesehatan itu tidak suka menunggu, penyakit baru bisa muncul kapan saja.
“Kami berharap para lulusan tidak berhenti belajar. Ilmu kesehatan terus berkembang, dan masyarakat membutuhkan tenaga kesehatan yang responsif, adaptif, serta mampu memberikan pelayanan terbaik,” tutur Elfiani.
Dan sebagai penutup, sinergi disebut sebagai kata kunci menuju layanan kesehatan yang lebih top.
“Pemerintah Kota Tanjungpinang siap berkolaborasi dalam berbagai upaya peningkatan kualitas tenaga kesehatan demi memperkuat pelayanan kesehatan di kota ini, sejalan dengan arahan Pemerintah Provinsi Kepri,” pungkasnya.
Pada akhirnya, hari ini bukan hanya tentang toga dan lembar ijazah. Ini tentang harapan seluruh masyarakat agar pelayanan kesehatan tidak hanya terasa saat kampanye, tapi benar-benar hadir melalui tangan para lulusan yang baru melangkahkan kaki ke dunia profesional.





