
KUTIPAN – Minggu pagi 20 Juli 2025 di pelabuhan Jagoh, Kecamatan Singkep Barat, bukan cuma ramai oleh suara klakson truk ekspedisi atau teriakan abang-abang jualan kopi tubruk. Ada yang beda kali ini. Bukan, bukan konser dadakan atau bazar UMKM, tapi patroli gabungan dari Polres Lingga.
Personel gabungan yang dipimpin Kabag Ops Polres Lingga, AKP Marsahid, turun langsung ke lapangan. Tapi tenang, bukan buat bagi-bagi brosur MLM atau sidak dadakan macam Dinas Kesehatan cari tahu tukang bakso pakai formalin. Ini serius. Mereka menjalankan KRYD—Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan. Serius banget sampe akronimnya pakai huruf kapital semua.
Tujuannya? Satu: menjaga kamtibmas. Alias keamanan dan ketertiban masyarakat. Apalagi pelabuhan itu bukan cuma tempat naik turun penumpang. Itu juga pintu masuk wilayah. Ibaratnya, kalau rumah punya pintu depan, ya pelabuhan itu pintu depan kabupaten. Kalau nggak dijaga, ya jangan heran kalau tiba-tiba “tamu tak diundang” bisa masuk seenaknya.
Makanya, petugas fokus periksa identitas penumpang, barang bawaan, dan kendaraan ekspedisi. Gimana hasilnya? Nihil. Nggak ditemukan barang mencurigakan, dokumen palsu, atau sepatu Crocs KW sekalipun.
AKP Marsahid, dalam keterangan resminya, menjelaskan:
“Pelabuhan merupakan salah satu pintu masuk wilayah, sehingga perlu diawasi secara ketat dan rutin. KRYD ini menjadi bagian dari upaya Polri untuk mencegah potensi gangguan kamtibmas sejak dini di Kabupaten Lingga.” katanya.
Sampai sini, kita harus akui: kadang yang kelihatan ‘rutin’ itu justru paling penting. Kalau polisi datang cuma saat ada masalah, itu namanya telat. Tapi kalau mereka datang sebelum masalah muncul, itu namanya visioner.
Lebih menariknya lagi, kegiatan ini bukan cuma sukses secara teknis—tertib, lancar, dan aman—tapi juga humanis. Ini penting. Karena sering kali, razia atau operasi petugas itu bikin orang grogi setengah hidup. Tapi kali ini, warga malah menyambut baik. Mungkin karena cara pendekatannya beda. Mungkin juga karena petugasnya ramah dan nggak nyodorin muka masam.
Dan yang lebih penting, ini bukan acara satu kali lalu hilang seperti giveaway akun palsu. Polres Lingga menyatakan komitmennya untuk rutin melaksanakan kegiatan serupa, apalagi di titik strategis seperti pelabuhan, yang rawan jadi jalur masuk barang terlarang dan aktivitas ilegal.
Masyarakat Lingga tentu berharap, selain razia, ada juga solusi jangka panjang. Misalnya, fasilitas pelabuhan yang lebih baik, atau transportasi yang terjadwal dengan rapi. Karena menjaga daerah itu bukan cuma soal cegah kejahatan, tapi juga soal bikin warganya merasa punya rumah yang dijaga.
Karena ya itu tadi, rasa aman bukan cuma soal ada polisi atau tidak. Tapi soal ada harapan bahwa semua orang, termasuk tukang rujak sampai sopir truk, bisa hidup tanpa was-was.
Laporan: Rangga | Editor: Fikri