
KUTIPAN – Polres Klaten berhasil mengungkap sejumlah kasus narkotika yang melibatkan 18 tersangka selama periode Januari hingga pertengahan Februari 2025. Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers yang dipimpin langsung oleh Wakapolres Kompol Heru Sanusi di Mapolres Klaten pada Senin (17/2/2025).
Dalam konferensi pers tersebut, Wakapolres Kompol Heru Sanusi didampingi Kasihumas AKP Nyoto dan Kasat Narkoba AKP Hendro Satmoko, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah berhasil mengamankan 18 tersangka dari 11 laporan polisi (LP). Barang bukti yang berhasil disita antara lain, pil Yarindu sebanyak 8.529 butir, 14 butir trihexyphenidyl, 11,18 gram sabu, 24,15 gram ganja, serta 5,38 gram tembakau gorila atau ganja sintetis.
“Kami merilis pengungkapan kasus narkotika sepanjang bulan Januari hingga pertengahan Februari 2025 dengan total 18 tersangka dari 11 LP. Barang bukti yang kami sita berupa pil Yarindu sebanyak 8.529 butir, 14 butir trihexyphenidyl, 11,18 gram sabu, 24,15 gram ganja, dan 5,38 gram tembakau gorila,” ungkap Wakapolres Kompol Heru Sanusi.
Kasat Narkoba AKP Hendro Satmoko juga menyoroti dua kasus penting dalam pengungkapan ini. Pertama adalah pengungkapan peredaran pil koplo di sebuah warung sembako, yang dikenal dengan nama Warung AC. Warung ini ternyata menjual pil Yarindo kepada pelajar di bawah umur dengan menyamarkan diri sebagai toko kelontong biasa.
“Warung AC ini kedoknya adalah kios sembako, namun ternyata menjual pil Yarindo dengan sasaran para pelajar. Operasi baru berjalan satu minggu, langsung kami amankan,” jelas AKP Hendro Satmoko.
Kasus kedua yang menjadi sorotan adalah penangkapan seorang pengedar sabu berinisial W yang mengedarkan narkotika menggunakan sistem transaksi putus melalui media sosial WhatsApp. Modus transaksi tersebut tergolong canggih, dengan pengedar dan pembeli tidak bertemu langsung.
“Tersangka W menggunakan sistem rantai terputus. Dia memasang web yang dioperasikan sendiri dan bertransaksi dengan pembeli melalui media sosial tanpa bertatap muka langsung,” ujar AKP Hendro Satmoko.
Selain itu, pihak kepolisian juga mengungkapkan bahwa salah satu tersangka, berinisial A, adalah seorang residivis yang baru saja keluar dari penjara dalam dua hingga tiga bulan terakhir. Ia kembali terlibat dalam peredaran sabu dengan sasaran sopir truk di wilayah Jogonalan hingga Kemalang.
Pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat terkait aktivitas mencurigakan di wilayah Kalikotes. Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan adanya praktik peredaran narkotika yang menggunakan sistem yang terorganisir dengan komunikasi melalui aplikasi perpesanan.
“Kami mendapatkan informasi dari masyarakat terkait aktivitas mencurigakan di wilayah Kalikotes. Setelah kami kembangkan, ternyata peredaran narkotika ini menggunakan sistem yang cukup rapi dan melibatkan komunikasi lewat aplikasi perpesanan,” kata AKP Hendro Satmoko.
Polres Klaten mengimbau masyarakat untuk terus berperan aktif dalam memerangi peredaran narkotika dengan memberikan informasi kepada pihak berwajib.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melapor apabila mengetahui adanya peredaran narkotika di sekitarnya. Peran serta masyarakat sangat penting dalam membantu kepolisian memberantas jaringan narkotika di Kabupaten Klaten,” pungkas Wakapolres Kompol Heru Sanusi.
Tersangka yang terlibat dijerat dengan Pasal 114 Ayat (2) dan Pasal 112 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal lima tahun penjara dan maksimal seumur hidup atau hukuman mati.