
KUTIPAN – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gianyar bersama Unit Reskrim Polsek Sukawati berhasil menangkap dua warga negara asing (WNA) asal Iran yang diduga melakukan penyekapan terhadap seorang WNA lain yang juga berasal dari Iran. Kejadian ini terjadi di sebuah rumah kontrakan di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
Kapolres Gianyar, AKBP Umar, didampingi oleh beberapa pejabat lainnya, mengungkapkan bahwa kasus ini bermula ketika seorang pria bernama RAN ditemukan pingsan di wilayah Ketewel. Setelah ditemukan, korban yang akhirnya siuman menceritakan bahwa dirinya telah disekap oleh dua orang pelaku. Dari keterangan saksi, diketahui bahwa kedua pelaku sempat menurunkan korban dari mobil putih yang mereka tumpangi.
“Awalnya, pelaku diketahui berasal dari Turki, namun setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata mereka berasal dari Iran,” ujar AKBP Umar dalam konferensi pers yang digelar di Lobby Mapolres Gianyar pada Senin, 24 Februari 2025.
Polisi langsung bergerak cepat dengan membagi tim untuk mencari barang bukti dan melacak tersangka. Beberapa barang bukti, termasuk sepeda motor, ditemukan di sekitar lokasi kejadian, sementara mobil yang digunakan pelaku ditemukan disembunyikan di semak-semak di wilayah Sanur. Polisi juga menduga bahwa kedua pelaku berencana melarikan diri ke luar negeri.
Penyelidikan kemudian mengarah ke Bandara Ngurah Rai, di mana kedua pelaku hendak menuju Malaysia. Mereka berhasil diamankan di bandara saat sedang antre untuk boarding. Penggeledahan terhadap bagasi yang telah masuk ke pesawat menemukan barang bukti, termasuk uang tunai Rp70 juta yang telah ditukar ke dalam bentuk dolar AS, telepon genggam, dan sebuah laptop.
“Keduanya kemudian dibawa ke Polres Gianyar untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Kapolres.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pelaku dan korban saling mengenal dari negara asal mereka. Perselisihan soal keuangan diduga menjadi pemicu ketegangan antara keduanya. Keluarga pelaku juga diketahui pernah terlibat masalah dengan Imigrasi, yang membuat mereka merasa tertekan dan menuntut uang dari korban.
Pada 16 Februari 2025, pelaku menyekap korban, menggeledah kamarnya, dan mengambil barang berharga. Mereka kemudian membawa korban dengan mobil dan motor sewaan sebelum akhirnya membuangnya di Ketewel. Saksi yang melihat kejadian tersebut hanya mampu mengambil gambar dari jauh karena merasa takut.
Polisi masih terus melakukan penyidikan untuk menggali informasi lebih lanjut terkait motif dan keterlibatan pelaku dalam kasus ini. Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.