
Kawan-kawan, mari kita bicara soal realitas jalanan yang sering kali lebih rumit dari sinetron “Ikatan Cinta”. Di mana ada cinta segitiga antara pengendara, aturan lalu lintas, dan keberuntungan lolos dari tilang. Nah, Senin (14/7/2025), Polres Lingga memulai Operasi Patuh Seligi 2025. Tapi sebelum kalian panik, ini bukan operasi militer atau operasi caesar. Ini soal ketertiban lalu lintas. Meski, tetap saja bikin jantung deg-degan, apalagi kalau lupa bawa STNK yang entah kenapa sering ngumpet di laci dari pada di dompet.
Operasi ini dipimpin langsung oleh Kasat Lantas Polres Lingga, IPTU Abdurrahman, yang dengan penuh kesabaran menyambut pengendara yang merasa jalan raya adalah area bebas ekspresi. Mulai dari yang gak pakai helm, SIM expired kayak hubungan LDR, sampai yang bawa motor tapi surat-suratnya kayak mantan—udah pergi dan gak bisa balik lagi.
Jujur, kita semua tahu pentingnya patuh lalu lintas. Tapi kadang, kita lebih patuh sama notifikasi “You have unread messages” daripada rambu lalu lintas.
Menurut IPTU Abdurrahman, operasi ini bukan semata-mata buat cari-cari salah, tapi juga edukasi. Supaya masyarakat paham, bahwa SIM dan helm SNI bukan cuma aksesoris gaya-gayaan. Helm itu bukan topi fashion, bosku. Itu pelindung kepala, biar kalau jatuh gak langsung connecting ke akhirat.
Operasi Patuh Seligi ini berlangsung selama 14 hari. Jadi buat kalian yang motorannya suka jalan-jalan tanpa izin (baca: STNK gak dibawa), mendingan taubat dulu deh. Mulai sekarang, cek kelengkapan sebelum jalan. Kayak sebelum naik gunung—lu harus siapin logistik, bukan cuma semangat doang.
Kepatuhan terhadap aturan lalu lintas itu bentuk cinta, bro. Bukan cuma cinta sama diri sendiri, tapi juga ke orang lain. Karena satu kesalahan kecil, bisa bikin nyawa melayang. Dan sayangnya, nyawa gak bisa diurus balik di Samsat.
Sebenernya, aturan lalu lintas tuh simple kok. Pake helm, bawa SIM, jangan ngebut. Tapi manusia memang aneh. Disuruh bawa SIM males, disuruh daftar KUA buru-buru. Disuruh ikut aturan lalu lintas dicuekin, disuruh ikut give away HP malah semangatnya kayak lagi final Piala Dunia.
Dengan pendekatan humanis dan persuasif istilah halus dari “ditilang sambil senyum” Polres Lingga berharap masyarakat bisa lebih sadar. Dan bukan, sadar karena lihat razia di ujung jalan lalu buru-buru pake helm. Tapi sadar dari awal, karena keselamatan itu harga mati. Gak bisa ditawar, apalagi dicicil.
Kepolisian nggak minta kita jadi superhuman di jalan. Cukup jadi manusia yang waras dan sadar kalau jalan itu dipakai bareng-bareng. Jangan egois. Jalanan bukan catwalk. Jadi tolong, helmnya dikancing, bukan digantung di siku.
Terakhir, mari kita hormati petugas di lapangan. Mereka juga manusia. Panas-panasan demi kita. Kalau kita gak bisa bantu, setidaknya jangan nambah beban.
Penulis : Budi Ngestianto – pengamat lalu lintas amatiran yang rajin ngitung polisi tidur.
Disclaimer: Tulisan ini merupakan kiriman dari penulis atau pembaca Kutipan. Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Kutipan telah menyunting seperlunya agar sesuai dengan gaya khas media.