KUTIPAN – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, resmi membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Cadangan Kesehatan Emergency Medical Team (TCK-EMT) di Hotel Elmadinah, Kota Gorontalo, Jumat (29/11/2024). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan tenaga kesehatan dalam menghadapi berbagai potensi krisis kesehatan, seperti pandemi dan bencana alam.
Dalam sambutannya, Anang menegaskan pentingnya membangun sistem kesehatan yang tangguh, terutama setelah pengalaman menghadapi pandemi COVID-19.
“Evaluasi terhadap penanganan pandemi menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dan ketahanan sistem kesehatan kita perlu terus diperkuat. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan transformasi sistem kesehatan dengan fokus pada enam pilar utama, salah satunya adalah sistem ketahanan kesehatan,” jelasnya.
Peran Strategis Tenaga Cadangan Kesehatan
Anang juga menyoroti peran strategis TCK dalam mendukung pelayanan kesehatan di masa krisis. Pemerintah telah mempersiapkan tenaga medis, tenaga kesehatan, hingga tenaga non-kesehatan untuk dimobilisasi secara cepat ke daerah terdampak bencana.
“Kesiapan TCK menjadi prioritas utama. Mereka harus dapat bergerak dengan cepat untuk memastikan layanan kesehatan tetap tersedia bagi masyarakat terdampak. Kecepatan dan efisiensi respons kesehatan adalah kunci penyelamatan jiwa,” tegas Anang.
Sebagai bagian dari pelatihan, para peserta akan mengikuti simulasi penanggulangan krisis kesehatan yang dirancang untuk memastikan tim manajemen krisis dapat merespons secara cepat dan efektif di lapangan.
Sinergi dan Kolaborasi Antarinstansi
Pelatihan ini melibatkan Tim Klaster dan Tenaga Cadangan Kesehatan EMT Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo serta narasumber dari berbagai instansi, seperti Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan RI, BPBD Provinsi Gorontalo, Lembaga Pelatihan Kesehatan Cendikia Gorontalo, PSC 119 Kabupaten Gorontalo, dan BASARNAS Gorontalo.
“Kami mengajak semua pihak untuk berkomitmen penuh mengikuti setiap tahapan kegiatan ini, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Sinergi dan kolaborasi adalah kunci memperkuat sistem ketahanan kesehatan Indonesia,” ujar Anang.
Harapan untuk Ketahanan Kesehatan
Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari, mulai 29 November hingga 2 Desember 2024. Diharapkan, pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas TCK dalam merespons bencana dan memperkuat sistem kesehatan di Gorontalo.
“Dengan kesiapan yang lebih baik, kita dapat menghadapi berbagai tantangan kesehatan dengan lebih percaya diri. Mari bersama-sama memperkuat sistem ketahanan kesehatan demi melindungi masyarakat Indonesia,” tutup Anang.
Dengan adanya pelatihan ini, Provinsi Gorontalo optimis menghadapi berbagai ancaman kesehatan di masa depan dengan lebih tangguh dan terorganisir.