Objek wisata Api Tak Kunjung Padam yang berada di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan menjadi salah satu objek wisata yang ramai diminati pengunjung atau wisatawan lokal mau maupun luar daerah.
Selain akses untuk menuju kelokasi yang tidak sulit, konon katanya Api Tak Kunjung Padam itu menyimpan sejumlah histori. Berikut sedikit ulasan dirangkum dari berbagai sumber terkait histori Api Tak Kunjung Padam tersebut.
Konon katanya, pada 1605 tahun Saka atau tahun 1683 Masehi hidup seorang pengelana sakti penyebar agama Islam bernama Raden Wingyo Kenongo atau biasa disebut Ki Moko.
Beliau pada suatu waktu mendapatkan kabar bahwa putri dari kerajaan Sriwijaya sedang sakit keras tak kunjung sembuh.
Setelah tabib dari berbagai penjuru tak mampu mengobati, Ki Moko mencoba peruntungannya bagi putri raja dengan mengirimkan sebilah bumbung bambu.
Dalam bumbung bambu tersebut berisikan mata ikan dari berbagai jenis, lalu Ki Moko kirimkan kepada raja Sriwijaya kala itu melalui seorang utusan.
Raja Sriwijaya yang menerimanya merasa bahagia beserta putrinya, karena barang yang dianggap tak berharga justru bagaikan berlian baginya.
Hal itulah yang menjadikan awal mula kesembuhan putri raja Sriwijaya pada tahun 1683 Masehi, hingga membuat sang raja merasa berhutang nyawa kepada Ki Moko.
Baca Juga : Harris Resort Barelang Batam Gelar Pesta Kembang Api dan Makan Malam Pantai ala Jimbaran Bali
Untuk membalas perbuatan Ki Moko, Raja Sriwijaya pun mengirimkan sebuah peti kepada Ki Moko, ketika dibuka ternyata berisikan gadis cantik bernama Siti Suminten.
Siti Suminten oleh raja Sriwijaya dihadiahkan kepada Ki Moko untuk dijadikan istrinya.
Setelah melewati berbagai rintangan dan kegelisahan, Ki Moko pun menggelar pesta pernikahan dengan Siti Suminten.
Hanya berbekal tongkatnya, Ki Moko tancapkan untuk membuat sumber mata air dan sumber kobaran api untuk keperluan saat pesta pernikahannya.
Setelah pesta pernikahan selesai Ki Moko kembali mencabut tongkatnya dan hilang lah sumber mata air kecuali sumber kobaran api tersebut membuat para masyarakat pada waktu itu sangat takjub dengan kesaktian Ki Moko.
Kobaran api itu hingga sampai saat ini menyala abadi, bahkan dalam satu desa di Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan itu terdapat api abadi yang serupa namun volume api di daerah itu cukup kecil.
Bahkan pada saat musim kemarau panjang dan musim penghujan kedua api tersebut masih menyala. Hartono wisatawan asal Kraksaan Probolinggo Jawa timur saat mengunjungi lokasi tersebut mengaku kagum atas karunia tuhan yang telah menyuguhkan semua keindahan pesona alam yang luar biasa.
“Ini merupakan suguhan terbesar dari tuhan patut untuk kita semua berterimakasih dan menjaga apa yang sudah diberikannya,” kata Pria berusia 34 tahun itu.
Api yang terus menyala dan menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan itu sering digunakan pengunjung untuk bakar-bakar ikan dan jagung, di sekeliling api tersebut.
Selain itu, disekeliling objek wisata api abadi itu banyak masyarakat yang berjualan seperti oleh-oleh khas Madura, Batik dan beragam jualan yang terdapat disana.
Report : Idrus
Baca Juga : Kampung Durian Dusun Monging Daya Tarik Wisatawan Lokal dan Madura