
KUTIPAN – Di Kabupaten Lingga, Musrenbang bukan sekadar kegiatan tahunan dengan sambutan panjang dan undangan kaku. Pada Rabu, 23 Juli 2025, aula Kantor Bupati Lingga berubah jadi ruang strategi dan visi, dengan segala elemen masyarakat duduk sejajar.
Dari Bupati M. Nizar hingga Wakilnya H. Ir. Novrizal, dari ketua DPRD sampai ketua PKK dan Dekranasda, dari tokoh adat hingga tokoh pemuda—semua berkumpul untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lingga Tahun 2026.
Yang menarik, hadir pula narasumber utama dari ranah akademik: Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS, guru besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University. Ia tidak datang untuk memamerkan gelar, melainkan menyampaikan hal mendasar yang sering kita abaikan: pentingnya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Dalam bahasa sederhana: kalau Lingga ingin maju, lingkungannya juga harus dijaga.
Musrenbang kali ini bukan cuma soal proyek pembangunan jalan atau jembatan. Tapi juga tentang menjaga hutan, laut, dan semua yang hidup di dalamnya. Karena ya, pembangunan tanpa konservasi itu ibarat menanam di tanah longsor.
Yang hadir pun beragam. Perangkat desa, camat, lurah, tokoh masyarakat, agama, perempuan, pemuda—semuanya punya ruang untuk bersuara. Ini yang bikin suasana jadi lebih hidup dan terasa inklusif.
Musrenbang model seperti ini adalah bentuk dari demokrasi perencanaan. Karena menyusun masa depan tak bisa dikerjakan di ruang tertutup. Ia harus dibicarakan ramai-ramai. Dari mereka yang berkuasa sampai mereka yang merasakan dampaknya langsung.
Laporan: Rangga
Editor: Fikri
Foto: Diskominfo
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan media Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.