KUTIPAN – Sabtu pagi yang cerah di Pulau Tiga Barat terasa berbeda. Kampung halaman istri Rodhial Huda (RH) ramai dengan aktivitas. Di tempat yang biasanya sunyi, kini hadir harapan-harapan baru yang digantungkan kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna, Wan Siswandi (WS) dan Rodhial Huda.
Di tengah keramaian, di hari kedua kampanyenya Wan Siswandi dan Rodhial Huda tak sekadar datang membawa janji, tetapi juga untuk mendengarkan langsung keluh kesah rakyat, menyerap aspirasi mereka dengan hati terbuka.
Pulau Tiga Barat bukan sekadar tempat untuk berkampanye, tetapi tanah kelahiran keluarga Rodhial Huda. Bagi Rodhial, kembali ke kampung tempat kelahiran istrinya itu bukanlah sekadar formalitas politik, melainkan langkah personal yang sarat makna.
Saat ia berbicara kepada masyarakat, suaranya tidak hanya mengalir sebagai seorang calon pemimpin, tetapi juga sebagai putra daerah yang memahami akar setiap permasalahan di tanah kelahirannya.
“Kami tidak datang hanya untuk berbicara, tapi juga mendengarkan. Sebagai putra daerah, saya akan memastikan suara Pulau Tiga Barat terdengar di pemerintahan,” ucap Rodhial dengan nada tegas, namun penuh ketulusan, Sabtu, 5 Oktober 20224.
Tantangan Pembangunan di Tengah Keterbatasan
Di hadapan warga, Wan Siswandi yang merupakan calon petahana menyampaikan realitas keras yang mereka hadapi di tengah minimnya anggaran daerah. Namun, tantangan ini tidak menyurutkan semangat mereka. WS menjelaskan bahwa solusi terletak pada sinergi dengan pemerintah pusat.
“Kami telah, dan akan terus berjuang untuk memastikan pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur berjalan sesuai rencana, meski dengan keterbatasan.” ucap Wan Siswandim
Janji mereka bukanlah sekadar retorika. keduanya berbicara tentang pencapaian yang telah diraih, terutama dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat pelosok. Dari pembangunan puskesmas di seluruh kecamatan hingga layanan ambulans laut yang memudahkan akses di wilayah terpencil, pasangan ini menyadari betapa vitalnya sektor kesehatan bagi masyarakat Natuna yang tersebar di pulau-pulau.
Masa Depan Anak Natuna: Pendidikan di Garis Depan
Bagi WS-RH, pendidikan adalah kunci masa depan. Dalam kampanye ini, WS menegaskan salah satu program unggulannya-seragam sekolah gratis bagi siswa baru tingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, mulai tahun 2025. Baginya, pendidikan bukan hanya soal angka dan statistik, melainkan tentang masa depan generasi muda Natuna.
Mata WS berbinar saat membicarakan rencana peningkatan fasilitas pendidikan di Natuna. “Kami ingin memastikan setiap anak di sini, tanpa terkecuali, memiliki akses yang setara ke pendidikan berkualitas,” ujar WS, menekankan pentingnya menciptakan kesempatan yang adil bagi semua anak Natuna.
Membangun Infrastruktur, Membangun Harapan
Selain kesehatan dan pendidikan, infrastruktur juga menjadi sorotan WS-RH. Pembangunan jalan, jembatan, dan pelabuhan adalah prioritas yang tidak bisa ditawar-tawar. Bagi mereka, pembangunan infrastruktur bukan hanya tentang beton dan aspal, tetapi tentang membuka akses, menghubungkan komunitas yang terisolasi, dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam kampanye itu, WS menggambarkan dengan jelas bagaimana infrastruktur yang baik akan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Natuna. Setiap proyek pembangunan yang mereka janjikan disusun dengan cermat, mempertimbangkan kebutuhan rakyat di setiap pulau.
Suara Rakyat, Suara Perubahan
Kampanye di Pulau Tiga Barat tidak hanya soal menawarkan program melanjutkan pembangunan, tetapi juga tentang menyentuh hati rakyat. Warga yang hadir tidak hanya mendengarkan, mereka berpartisipasi, berbagi cerita, harapan, dan tantangan.
Bagi kedua pasangan yang selalu terlihat kompak ini, mendengarkan adalah langkah pertama menuju perubahan. Keduanya percaya bahwa kepemimpinan yang baik dimulai dari hati yang mau mendengar dan tangan yang mau bekerja.
Di penghujung kampanye, Rodhial Huda tidak lupa menyerukan pesan perdamaian. Mereka mengajak seluruh masyarakat Natuna untuk menjaga Pilkada tetap aman dan kondusif, serta memilih dengan hati nurani.
“Kami percaya bahwa pemimpin yang dekat dengan rakyat, yang mendengarkan dan bekerja untuk kesejahteraan bersama, adalah yang dibutuhkan oleh Natuna,” tutup WS, penuh harap.
Di Pulau Tiga Barat, hari itu bukan hanya tentang kampanye politik, tetapi tentang sebuah perjalanan hati yang menyentuh dan diwarnai dengan harapan akan masa depan yang lebih baik. (Zal).