KUTIPAN – Dalam forum Coaltrans Asia yang digelar di Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, dengan tegas menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero melalui rencana dekarbonisasi yang jelas dan terukur. Rencana ini ditujukan untuk mengurangi emisi karbon yang terutama berasal dari sektor ketenagalistrikan dan transportasi, sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Indonesia menghadapi tantangan besar terkait emisi karbon, di mana sektor ketenagalistrikan menyumbang sekitar 42 persen dari total emisi CO2 pada tahun 2021, dan sektor transportasi menyumbang sekitar 23 persen,” ungkap Luhut dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (11/9/2024).
Menko Luhut menjelaskan bahwa strategi dekarbonisasi pemerintah mencakup beberapa langkah utama:
- Decarbonize the Grid: Mengurangi ketergantungan pada batubara serta mengembangkan energi terbarukan dan infrastruktur transmisi.
- Electrify Transportation: Mendorong elektrifikasi transportasi untuk menurunkan emisi.
- Clean Up Industries: Menekan emisi berlebihan dari sektor industri.
- Melindungi dan Meremajakan Alam: Memastikan perlindungan dan rehabilitasi lingkungan.
- Carbon Capture and Storage (CCS): Menyerap kelebihan karbon dari atmosfer untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.
Luhut juga menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen pada transisi energi yang berkelanjutan, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Ia menyerukan agar negara-negara dengan kapasitas lebih besar dalam pengurangan emisi dapat memberikan kontribusi yang lebih cepat dan lebih besar.
“Negara berkembang seperti Indonesia harus terus tumbuh sambil memperlambat trajektori emisi,” ujarnya, menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang.
Di samping itu, Luhut menyoroti permasalahan pembiayaan dalam proses dekarbonisasi. Ia mencatat bahwa sebagian besar sumber pendanaan yang ada saat ini masih bersifat business-as-usual, seperti suku bunga komersial atau multilateral. Ia berharap adanya kemitraan global dalam isu iklim dapat mempercepat transisi energi melalui kolaborasi, inovasi teknologi, dan insentif bagi produk ramah lingkungan.
“Kami berharap dapat membangun kolaborasi global untuk mempercepat transisi energi, berbagi inovasi teknologi secara terbuka, serta mulai memberikan insentif untuk produk ramah lingkungan,” tambahnya.
Menutup pidatonya, Menko Luhut berharap forum Coaltrans Asia dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kebijakan lingkungan, baik di tingkat nasional maupun global.
“Saya berharap acara ini menghasilkan langkah-langkah signifikan, karena Coaltrans Asia merupakan platform penting untuk memperkuat kebijakan yang telah dan akan kami buat,” pungkasnya.
Dengan komitmen yang jelas dan strategi terencana, Indonesia berupaya menjadi contoh dalam upaya global menuju Net Zero, sembari mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.