KUTIPAN – Kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diproyeksikan akan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Dalam upaya memenuhi kebutuhan ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen untuk mendorong ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang relevan.
Sebagai langkah konkret, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) memfasilitasi penandatanganan kerja sama antara 41 sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan PT Zona Edukasi Nasional (BNET Academy). SMK-SMK ini memiliki kompetensi di bidang Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan berlokasi di Purwakarta, Cikarang, dan Karawang, Jawa Barat.
Penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dilakukan di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek, dengan fokus pada peningkatan kompetensi siswa. Beberapa aspek yang dijadikan perhatian dalam kerja sama ini meliputi penyelarasan kurikulum, program magang untuk siswa dan guru, kehadiran guru tamu, serta rekrutmen lulusan.
Dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik pada Rabu (11/9/2024), Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Adi Nuryanto, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Webinar Sosialisasi Akselerasi Keterampilan dengan PT Wahana Internet Nusantara (BNET) pada 21 Agustus 2024. Adi juga menekankan bahwa kerja sama dengan BNET Academy sangat strategis untuk memastikan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri, khususnya di sektor TIK.
“Kerja sama ini tidak hanya mendorong relevansi lulusan dengan harapan industri, tetapi juga diharapkan mampu menggerakkan ekonomi berbasis potensi lokal,” ungkap Adi.
Lebih jauh, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menegaskan bahwa sektor TIK menawarkan peluang kerja yang sangat besar. Para pekerja di bidang ini berpotensi masuk dalam kategori kelas menengah hingga berpenghasilan tinggi, yang esensial untuk membantu Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah.
“Peluang kerja di bidang TIK harus dioptimalkan dengan menyiapkan SDM yang selaras dengan kebutuhan industri. Pendidikan vokasi di bidang TIK cukup melimpah di Indonesia, sehingga kolaborasi ini sangat krusial,” jelas Tatang.
Tatang berharap kolaborasi antara industri dan pendidikan vokasi akan terus berkembang, terutama di daerah strategis seperti Purwakarta, Cikarang, dan Karawang, yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional.
Direktur BNET, Roberto Gustinov, juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara industri dan SMK. Menurut Roberto, banyak kebutuhan industri yang dapat dipenuhi oleh lulusan SMK, meskipun masih terdapat kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan industri.
“Ini adalah panggilan kami untuk berkontribusi pada dunia pendidikan dan mempersempit kesenjangan antara lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri,” tegas Roberto.
Sebagai bagian dari dukungannya, BNET Academy memberikan bantuan senilai Rp1,6 miliar untuk pengadaan sarana dan prasarana serta mendukung program teaching factory di tujuh SMK, termasuk SMKN 1 Plered di Karawang.
Kepala SMKN 1 Plered, Ajang Sarif Hidayat, mengungkapkan bahwa kerja sama dengan BNET Academy telah sangat membantu dalam pengembangan kompetensi siswa melalui program teaching factory. “Dalam teaching factory ini, siswa kami mengelola layanan ISP untuk kebutuhan internet sekolah. Ini memberi mereka pengalaman nyata dalam mengelola bisnis di industri telekomunikasi,” kata Ajang.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan SDM di sektor TIK semakin meningkat, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan memenuhi tuntutan industri yang terus berkembang.