KUTIPAN – Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama dalam mempersiapkan Indonesia menuju era Indonesia Emas 2045. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Hadi Tjahjanto, menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran sentral dalam menghadapi berbagai tantangan global di masa depan.
Saat memberikan Kuliah Umum bertajuk “Kepemimpinan Generasi Muda: Merawat Persatuan dalam Kemajemukan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045” di Universitas Merdeka Malang, Kamis (26/9/2024), Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa mahasiswa adalah kekuatan penggerak perubahan signifikan di masyarakat.
“Kepemimpinan generasi muda telah memainkan peran besar dalam sejarah bangsa ini. Pemuda, dengan pengetahuan dan semangatnya, selalu menjadi pendorong perubahan. Mahasiswa saat ini harus mengambil peran lebih besar dalam menghadapi tantangan bangsa,” ujar Hadi.
Indonesia diproyeksikan akan mencapai bonus demografi pada 2045 dengan jumlah penduduk sekitar 309 juta jiwa. Dari jumlah ini, 52% berada dalam usia produktif. Hal ini membuka peluang besar bagi kemajuan ekonomi, apalagi jika ditopang oleh kualitas SDM yang mumpuni. Namun, Hadi mengingatkan bahwa bonus demografi ini tidak datang tanpa tantangan.
“Keberhasilan Indonesia Emas 2045 tidak akan datang secara otomatis. Kita akan dihadapkan pada tantangan global yang jauh lebih kompleks dibanding hari ini. Volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas akan meningkat,” tegasnya.
Hadi menambahkan bahwa mahasiswa sebagai generasi penerus harus siap menghadapi dinamika tersebut. Mereka perlu memiliki wawasan global, berpikir kritis, dan mampu bekerja sama dalam situasi penuh ketidakpastian.
Selain tantangan global, Menko Polhukam menyoroti pentingnya menjaga persatuan dalam kemajemukan. “Kemajemukan adalah karunia Tuhan yang harus kita rawat. Jika tidak, ia bisa menjadi potensi perpecahan. Mahasiswa harus memahami dan mengelola keberagaman ini sebagai energi positif untuk bangsa,” imbuh Hadi.
Ia juga menekankan bahwa mahasiswa perlu berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan persatuan di tengah derasnya arus informasi. “Generasi muda harus bijak dalam menghadapi arus informasi. Jangan sampai kemajemukan yang kita miliki justru menjadi sumber konflik karena disalahgunakan,” jelas Hadi.
Di era digital yang semakin berkembang, tantangan baru pun muncul dalam bentuk ancaman keamanan siber. Pemerintah Indonesia, lanjut Hadi, telah mengambil langkah strategis untuk memperkuat keamanan data nasional dengan memigrasikan data dari Pusat Data Nasional 2 di Surabaya ke Pusat Data Nasional 1 di Serpong.
“Keamanan data adalah prioritas kita. Dengan semakin berkembangnya teknologi, ancaman terhadap data semakin besar. Oleh karena itu, kita tidak boleh lengah,” kata Hadi.
Langkah ini diharapkan dapat mencegah potensi peretasan dan melindungi data penting yang dimiliki negara. Keamanan siber akan menjadi salah satu faktor penentu dalam menghadapi tantangan masa depan menuju Indonesia Emas 2045.
Rektor Universitas Merdeka Malang, Prihat Asih, turut mendorong para mahasiswa untuk terus mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Menurutnya, peran generasi muda sangat krusial dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Kita membutuhkan pemimpin-pemimpin muda yang berkualitas, berwawasan luas, dan memiliki visi untuk membangun bangsa yang lebih baik,” ungkap Prihat.
Dengan sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan bonus demografi dengan baik dan mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.