
KUTIPAN – Kalau kesabaran bisa diukur dengan jumlah map lamaran, barangkali masyarakat Kabupaten Lingga sudah lulus ujian. Lebih dari 1.200 orang tercatat telah memasukkan lamaran kerja ke PT Tianshan Alumina Indonesia. Angka yang bukan kecil untuk sebuah daerah yang sudah lama berharap pada satu kata sakti, investasi.
Masalahnya, harapan itu masih sering berakhir dengan pertanyaan yang sama, diulang hampir setiap hari. Kapan mulai? Kapan terima karyawan? Pertanyaan yang juga sampai ke telinga Parsaroan Sirait, Manager Humas PT Tianshan Alumina Indonesia perwakilan Kabupaten Lingga.
“Sudah ada 1.200-an lebih pelamar yang memasukkan lamaran. Belakangan ini hampir tiap hari masyarakat menanyakan,” kata Parsaroan saat diwawancarai wartawan, Rabu (17/12/2025).
Parsaroan tak menampik antusiasme itu. Namun, ia juga tak ingin memberi harapan yang kelewat dini. Menurutnya, proses investasi memang tidak sesederhana membuka lowongan dan memanggil pekerja.
“Saat ini kami menyampaikan agar masyarakat bisa bersabar. Ini proses yang memang harus kita lalui,” ujarnya.
Kesabaran itu semakin diuji setelah mencuat kabar adanya ultimatum dari CEO PT Tianshan di Shanghai, dengan batas waktu hingga Desember 2025 untuk realisasi investasi di Kabupaten Lingga. Soal ini, Parsaroan memilih berbicara jujur, tanpa kalimat manis.
“Kita lihat saja nanti. Intinya begini, investor itu perlu rasa percaya diri. Dia pengen investasinya aman, dia pengen investasinya menguntungkan, dan dia pengen investasinya benar-benar memberikan manfaat bagi banyak pihak,” jelasnya.

Kalau tiga syarat itu tak terpenuhi, kata Parsaroan, skenarionya juga bukan hal baru dalam dunia investasi.
“Kalau memang itu tidak bisa tercapai dalam waktu dekat, bukan tidak mungkin dia akan segera memindahkan investasinya. Itu di mana-mana pasti terjadi,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Lingga Muhammad Nizar sudah memastikan bahwa urusan perizinan sejatinya nyaris rampung. Diberitakan Kutipan.co, Selasa (9/9/2025), Nizar menegaskan bahwa izin investasi PT Tianshan yang diproses sejak tiga tahun lalu kini sudah lengkap.
“Izin sudah lengkap semua, sudah tidak ada bermasalah. Tinggal satu tahap saja lagi, dan tahap itu bukan di daerah atau di kementerian teknis perizinan,” kata Nizar.
Tahap terakhir itu, menurut Nizar, berkaitan dengan lahan kawasan latihan militer. Persoalan inilah yang membuat rencana groundbreaking smelter alumina belum juga terlaksana. Namun, pemerintah daerah mengklaim tak tinggal diam.
“Kita sudah men-trekking sesuai arahan Kemenhan. Ada tiga alternatif titik koordinat baru yang diminta pihak PT Tianshan, dan itu sudah diserahkan ke Dirjen Kemenhan serta Bang Endipat, anggota Komisi I DPR RI Dapil Kepri,” ungkapnya.
Jika penggantian lahan seluas 400 hektare itu disepakati oleh TNI AL/Kementerian Pertahanan, Nizar menyebut pembangunan bisa segera dimulai.
“Kalau pergantian lahan 400 hektare itu disepakati, maka bisa dimulai untuk groundbreaking,” ujarnya.

Investasi PT Tianshan memang bukan proyek kecil. Sejak 2022, perusahaan asal Shanghai itu sudah menunggu kepastian demi memulai pembangunan smelter di Lingga. Tiga tahun—2022, 2023, hingga 2024 dilalui dengan harapan yang sama, lampu hijau dari semua pihak.
Nizar optimistis pemerintah pusat tak akan melewatkan investasi yang berpotensi menyerap ribuan tenaga kerja ini. Baginya, proyek ini sejalan dengan janji negara untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
“Saya optimis, karena harapan rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Kabupaten Lingga, tetaplah menjadi prioritas pemerintah pusat dalam mensejahterakan masyarakatnya,” kata Nizar.
Sementara itu, di luar ruang rapat dan meja perizinan, 1.200 lebih pelamar masih menunggu. Dengan map lamaran yang mungkin mulai berdebu, dan harapan yang terus dipelihara meski belum tahu kapan akan dipanggil.





