
KUTIPAN – Malam minggu di Jalan Merdeka, Kota Lama Tanjungpinang, kelihatan beda dari biasanya. Ada tenda-tenda, lampu-lampu, wangi makanan dari segala penjuru, plus musik yang bikin suasana makin hidup. Ini bukan acara biasa. Ini Semarak Idulfitri 2025 sekaligus Bazar UMKM yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau.
Tujuannya jelas: bukan cuma buat seru-seruan, tapi juga buat naikin pamor Kota Lama sebagai magnet wisata, sekalian ngangkat UMKM lokal biar makin kinclong. Karena, ya, jujur aja, ekonomi Tanjungpinang lagi ngos-ngosan. Kata Wali Kota Lis Darmansyah, pertumbuhan ekonominya cuma 3,76 persen. Padahal dulu, tahun 2017, sempat ngebut sampai 7,98 persen, lho.
Bayangin, dari daerah dengan pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi nasional, sekarang jadi harus jungkir balik lagi dari bawah. Makanya, Lis gercep dorong inovasi segala sektor, apalagi UMKM. Karena, katanya, bukan masyarakatnya yang nggak mampu beli, tapi ekonominya aja yang kurang berdenyut.
Kalau kata Lis, “Bazar kayak gini kalau rutin digelar, bisa banget buat memperbaiki ketimpangan ekonomi, apalagi di Kota Lama yang masih ketinggalan dibanding wilayah timur.” Masuk akal juga. Soalnya geliat ekonomi kecil-kecilan tuh bisa ngangkat banyak sektor sekaligus: kuliner, kriya, fashion, jasa… Pokoknya UMKM itu kunci.
Selain itu, ada kabar gembira dari Pemprov Kepri. Tanjungpinang bakal dapet jatah program Asta Cita dari Presiden Prabowo dan Wapres Gibran. Artinya, bakal ada 15 kelas pelatihan buat 450 pelaku UMKM. Gratisan, pula. Targetnya, bukan cuma dagang di Tanjungpinang, tapi bisa ekspansi ke luar daerah.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kepri, Riki Rionaldi, juga ngasih semangat. Katanya, membangun Tanjungpinang itu harus bareng-bareng. Nggak bisa satu pihak doang yang kerja rodi. Sinergi adalah kunci, kayak kata pepatah, “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.”
Sementara itu, dari kalangan pelaku UMKM, Agus Rizal yang jadi Ketua Komunitas UMKM Kota Lama, bilang bazar kayak gini udah rutin jalan tiap minggu. Ada sekitar 90 tenant yang gabung, dari makanan, kerajinan tangan, sampe pakaian. Targetnya? Biar Kota Lama jadi destinasi wisata yang nggak kalah kece dari tempat lain, bahkan buat turis mancanegara.
Kalau Kota Lama Tanjungpinang mau hidup dan bergeliat lagi, jalannya memang mesti bareng-bareng. Pemerintah gaspol dengan program, UMKM semangat produksi, masyarakat dukung dengan belanja. Biar ekonomi lokal nggak cuma napas, tapi juga sprint kenceng ke depan.***
Editor: Fikri