KUTIPAN – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengunjungi pos pengungsian di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, pada Selasa (16/7/2024), untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi korban banjir bandang terpenuhi. Banjir tersebut terjadi pada 11-13 Juli lalu.
Suharyanto memastikan bahwa kebutuhan dasar para pengungsi, termasuk kebutuhan bayi seperti popok, telah disiapkan oleh BNPB. Saat seorang pengungsi menyampaikan kebutuhan popok untuk bayinya, Suharyanto memastikan bahwa popok bayi sudah tersedia dalam paket bantuan logistik yang telah disiapkan BNPB, dengan membuka isi kontainer di depan para pengungsi.
“Ini kotak perlengkapan bayi, popok sudah ada. Nanti jika ada kebutuhan bayi yang masih kurang, silakan didata dan diajukan,” ujar Suharyanto kepada para pengungsi di pos pengungsian Kecamatan Tilango melalui keterangannya pada Rabu (17/7/2024).
Selain bantuan berupa makanan dan perlengkapan, pemerintah juga menyiapkan bantuan untuk perbaikan rumah yang terdampak banjir. “Pemerintah pusat datang kesini tidak hanya membawa bantuan logistik ini saja, tapi juga menyiapkan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi, misalnya perbaikan rumah bapak ibu yang rusak, nanti didata dulu kerusakannya kecil, sedang, atau parah,” kata Suharyanto.
Pada kesempatan tersebut, Suharyanto turut menyerahkan bantuan kepada para pengungsi berupa paket makanan, perlengkapan bayi, matras, hygiene kit, dan sembako.
Rakor Penanganan Bencana
Agenda kunjungan kerja Kepala BNPB di Gorontalo dilanjutkan dengan rapat koordinasi (Rakor) penanganan banjir dan longsor Gorontalo yang bertempat di rumah dinas Gubernur Gorontalo. Rapat ini dipimpin oleh Kepala BNPB, Pj. Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, dan Anggota Komisi VIII DPR RI Idah Syahidah Rusli Habibie.
Rakor dihadiri oleh perwakilan forkopimda provinsi dan kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo. Suharyanto menekankan kepada pemerintah daerah agar periode status tanggap darurat penanganan bencana banjir ini tidak terlalu lama, agar proses pemulihan dampak bencana seperti pembenahan kerusakan rumah warga dan prasarana umum bisa segera dilaksanakan.
“Kalau sudah airnya surut, meskipun masih ada pengungsi di pengungsian, permakanan masih cukup, segera saja beralih ke fase transisi pemulihan rehabilitasi rekonstruksi supaya kita bisa segera memperbaiki objek-objek infrastruktur dan rumah warga,” jelas Suharyanto. “Jika periode tanggap darurat terlalu lama, kasihan masyarakat harus tambah lama berada di tempat pengungsian,” tambahnya.
Guna mendukung percepatan penanganan tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di Gorontalo, BNPB memberikan bantuan dukungan operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) dan logistik peralatan kepada berbagai unsur penanggulangan bencana di Gorontalo. Total bantuan DSP sebesar Rp2,4 miliar yang disalurkan dalam dua tahap.
Penebalan bantuan DSP tahap dua sebesar Rp1,55 miliar diberikan kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo sebesar Rp300 juta, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Boalemo. Kemudian, Korem 133/NWB sebesar Rp200 juta, dan Polda Gorontalo sebesar Rp250 juta.
Bantuan peralatan diberikan kepada Lanal, Satradar, Kodim Kota 1304, dan Kodim 1315 Kabupaten Gorontalo berupa satu unit perahu karet dan mesin, lima unit genset, lima unit gergaji mesin, dan dua unit amcus.
Suharyanto juga mengingatkan pemerintah daerah untuk memperhatikan kelengkapan dokumen administrasi guna percepatan pengajuan rehabilitasi dan rekonstruksi. “Ada 10 persyaratan administrasi proposal hibah RR (rehabilitasi rekonstruksi), ada beberapa daerah yang prosesnya lancar karena dokumennya lengkap, tapi ada juga daerah yang tidak dapat karena kurangnya syarat dokumen maka Pemerintah Gorontalo perlu mempersiapkan ini,” ujar Suharyanto.
Gubernur Provinsi Gorontalo menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di Provinsi Gorontalo tahun 2024 dengan Nomor: 267/32/VII/2024 selama 30 hari terhitung sejak 30 Juni 2024 sampai dengan 29 Juli 2024.