
KUTIPAN – Kelurahan Dabo gandeng Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Kabupaten Lingga menggelar kegiatan Berpakaian Patut Adat Tradisi Melayu. Bertempat di Gedung Sapta Pesona, Kelurahan Dabo, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga. Rabu (10/12/2025), pagi.
Terlihat antusias para peserta dalam kegiatan berpakaian patut adat tradisi melayu ini, dimana secara keselurahan adalah para kepala sekolah dan guru yang ada di Kelurahan Dabo.
Lurah Dabo, Mardi Sastra mengatakan, bahwa Kelurahan Dabo melaksanakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sesuai kegiatan yang terkait dengan berpakaian patut adat tradisi melayu. Dimana sebagai pondasinya Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu.
“Jadi bagi kami hal ini sangat penting, oleh karena itu Kelurahan Dabo berinisiasi untuk melaksanakan kegiatan ini,” kata Mardi Sastra saat ditemui usai kegiatan.
Mardi melanjutkan, dari konsultasi dan juga bincang-bincang bersama ketua LAM, Kelurahan Dabo ke depan berencana membuat kegiatan yang terkait dengan adat istiadat melayu. Seperti kue-kue serta hantaran orang melayu, juga lipatan kain 44, 66 dan 88 atau yang diatasnya lagi.
“Alhamdulillah, untuk pesertanya kita khususkan para guru, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP Sederajat, dan SMA Sederat. Hal ini dilakukan sebagai penyambung lidah kelurahan dimana kita di kelurahan mempunyai keterbatasan waktu untuk keliling ke sekolah-sekolah, sehingga kita buat perwakilan dari sekolah yang setiap sekolah di wakilkan 2 orang guru, laki-laki dan perempuan, dengan harapan para guru ini bisa menularkan ilmu dari kegiatan ini dan mentransfer kepada peserta didik disetiap sekolah,” tutur Mardi.
Ketua LAM Kabupaten Lingga, Dato’ Drs. Azmi, menyampaikan apresiasi kepada Kelurahan Dabo atau Lurah Dabo bersama Tim yang telah bersama-sama dengan LAM dalam upaya-upaya untuk menjaga, melestarikan adat tradisi melayu secara umum. Kontribusi kelurahan sangat luar biasa yang dalam hal ini sudah memberi yang terbaik bagi melayu.
“Maka kita menyambut baik dan positif apa yang di gelar oleh Lurah Dabo bersama Tim ini, dalam upaya untuk mengekalkan, melestarikan dan membina khususnya Berpakaian Patut Adat Tradisi Melayu di Kelurahan Dabo,” kata Dato’ Azmi.
Dato’ Azmi menjelaskan, bahwa apa yang telah dibuat Kelurahan Dabo ini merupakan kegiatan yang sangat membantu LAM. Karena secara adat tradisi dari nenek moyang ada aturan, norma dan adabnya dalam berpakaian melayu, untuk orang tua mau pun untuk orang muda, ini telah disepakati oleh orang-orang tua dahulu dan itu sangat bagus untuk diikuti saat ini.
“Karena jika hanya LAM saja sangat terbatas sekali untuk membuat kegiatan, dengan adanya kegiatan ini tentunya sudah membantu LAM, dalam mengenalkan, mengekalkan tradisi-tradisi yang ada Bunda Tanah Melayu ini,” tutup Dato’ Azmi.
Dato’ Azmi mengungkapkan, begitu juga dengan tanjak yang saat ini sering dipakai beberapa kalangan dalam beberapa acara atau kegiatan. Karena tanjak tersebut selain banyak modelnya juga banyak sekali nama dari tanjak itu sendiri, di zaman dulu orang menggunakan tanjak tidak sembarangan, yang mana tinggi dan rendah satu tanjak dan lapisan-lapisannya tersebut juga membedakan bagi pemakainya, contohnya seperti tanjak laksamana, itu hanya orang-orang atau laksamana saja yang boleh memakainya.
“Kita berharap kepasa orang-orang muda suka dan cinta pada bangsa melayu yang memang dia berasal dan tembuni nya orang melayu, untuk pelan-pelan belajar tidak hanya dengan pertemuan-pertemuan seni tetapi media untuk belajar tesebut banyak sekali sekarang ini,” tutup Dato’ Azmi.
“Mungkin dengan hanya satu atau dua menit sudah dapat semua ilmu tentang melayu, jadi kita sarankan silahkan menuntut ilmu dan belajar tentang melayu tidak hanya melalui sosialisasi atau cakap-cakap orang tua, kita berharap dia juga menjadi melayu yang tidak hanya jasmainya melayu tapi ruh melayu nya juga ada disitu,” tambah Dato’ Azmi.





