
Pagi tadi Wak duduk di warung kopi, angin laut menyapu muka, sambil dengar orang muda mengeluh. Katanya, “Kerja susah betul nak cari sekarang, Wak.” Wak senyum saja, sambil tengok dia yang dari tadi jari sibuk menggulung layar telefon, bukan CV.
Bukan Wak nak mengata, tapi macam mana nak dapat kerja kalau bangun lambat, asyik tunggu rezeki jatuh dari langit? Rezeki itu bukan durian, awak… Kalau pun jatuh, kena kepala, bukan kena meja makan.
Banyak Janji, Lapangan Sempit
Kita selalu dengar orang besar cakap, “Lapangan pekerjaan akan dibuka luas-luas.” Macam nak buat jalan tol lebar, lurus, mulus. Tapi bila kita tengok realitinya, yang lebar itu cuma papan reklame. Yang nak masuk kerja, tetap harus berdesak-desakan macam beli tiket feri waktu lebaran.
Kalau pun kerja ada, kadang syaratnya macam nak masuk istana: umur mesti muda, pengalaman segunung, gaji seadanya. Wak heran, mana ada anak muda yang baru tamat sekolah tapi dah berpengalaman 10 tahun?
Kerja Ada, Tapi Tak Semua Mau
Satu lagi yang Wak lihat, kadang masalahnya bukan tak ada kerja, tapi kerja yang ada tak mau diambil. Alasannya macam-macam: gaji kecil, jauh dari rumah, tak sesuai passion. Passion tu bagus, tapi kalau perut lapar, passion pun lari dulu.
Wak ni orang kampung, dulu kerja apa saja yang halal. Angkat karung di pelabuhan, cuci perahu, sampai tolong nelayan angkat jaring. Tak ada istilah gengsi. Sekarang, banyak anak muda yang lebih rela menganggur sambil main game daripada kerja kasar. Nanti bila ditanya, katanya menunggu “kesempatan yang tepat”.
Kerja Itu Macam Kayuh Perahu
Nak dapat kerja itu macam nak bawa perahu ke tengah laut. Kalau awak kayuh dengan betul, mungkin lambat tapi sampai. Kalau cuma duduk diam, tunggu ombak tolong dorong, jangan marah kalau hanyut ke pulau entah di mana.
Jadi, bagi Wak, masalah lapangan pekerjaan ini bukan semata-mata soal pemerintah buka peluang, tapi juga soal kita sendiri nak melangkah atau tidak. Sebab kalau kita tak gerak, takkan ada yang datang jemput pakai tanduk emas.
Jangan Jadi Pelukis Awan
Wak bukan nak marah-marah, cuma nak cakap: kalau dah tahu jalan sempit, belajar lah menunduk. Jangan sibuk menyalahkan orang depan, sampai lupa kita pun tak mau geser.
Lapangan pekerjaan itu memang tantangan, tapi kalau kita diam saja, kita cuma akan jadi pelukis awan, cantik di cerita, tapi tak pernah kenyang di dapur. Awak fikir-fikir lah sendiri…
Wak Lendot