KUTIPAN – Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M. Pd., menghadiri Rapat Audit Stunting Diseminasi Semester I yang berlangsung di Kantor Walikota Batam. Dalam rapat ini, dibahas upaya strategis untuk mengatasi stunting yang menjadi perhatian utama pemerintah pusat dan daerah. Berdasarkan data, terdapat 78 sasaran audit kasus stunting dengan kategori risiko, yang meliputi 2 calon pengantin (Catin), 24 ibu hamil, 4 ibu nifas, serta 48 bayi di bawah dua tahun dan balita.
Dalam sambutannya, Jefridin menekankan pentingnya menindaklanjuti surat dari Presiden terkait penanganan stunting, serta mendukung 10 kegiatan serentak yang dirancang untuk menangani stunting di daerah. “Memastikan calon pengantin, ibu hamil, dan balita menjadi sasaran adalah kunci. Juga, calon pengantin harus mendapatkan pendampingan, dan memastikan ibu hamil serta balita rutin datang ke posyandu. Dengan demikian, pencegahan stunting dapat dilakukan sedini mungkin,” ujarnya.
Jefridin juga menekankan bahwa kegiatan ini harus segera dilaksanakan di lapangan oleh tim puskesmas, yang terdiri dari bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya. Ia mengajak seluruh tenaga kesehatan untuk menjalankan tugas dengan penuh keikhlasan. “Tugas kita ini lakukan secara ikhlas, atasi masalah stunting termasuk terkait kebijakan,” tambahnya.
Dalam rapat tersebut, disampaikan beberapa rekomendasi tindak lanjut, antara lain rencana tindakan bagi balita dan pengobatan terhadap penyakit kronis, inventarisasi kondisi psikologis dan lingkungan balita, edukasi psikologis, pemberian ASI hingga 2 tahun, serta deteksi dini pengobatan anak yang memiliki penyakit akut.
Selain itu, Satgas Tim Percepatan Penurunan Stunting akan menindaklanjuti surat dari Kemendagri untuk melakukan intervensi serentak dalam pencegahan stunting di daerah. Tujuan intervensi ini adalah mendeteksi dini masalah gizi, melakukan pencegahan stunting pada seluruh sasaran, dan melakukan intervensi segera bagi yang kekurangan gizi melalui kunjungan posyandu.
Jefridin menyampaikan bahwa angka stunting di Batam menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan daerah lain di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau. Ia berharap dengan gotong royong, masalah stunting dapat diatasi dengan baik. “Pada Musrenbang kemarin, inilah yang disampaikan oleh para kader posyandu. Saya berharap kepada Kepala Puskesmas untuk bergotong royong dan bersinergi agar dapat mengatasi masalah dengan baik,” ungkapnya.
Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Juni mendatang, dengan harapan setiap lurah dapat melaksanakan di wilayah masing-masing. “Saya berharap kalau kita kerjakan gotong royong dapat terlaksana dengan baik, ujung tombaknya ada di puskesmas. Kepada tim, terima kasih. Rekomendasi ini sangat perlu bagi kita,” tutup Jefridin.