
KUTIPAN – Gedung Daerah Kabupaten Lingga, Kamis (17/7/2025), jadi lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada hajatan atau bazar, tapi karena hadirnya sosok-sosok muda berjaket almamater. Mereka adalah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari tiga kampus di Kepri: Universitas Maritim Raja Ali Haji, STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, dan STISIPOL Raja Ali Haji.
Yang lebih spesial lagi, acara ini juga dihadiri langsung oleh Istri Bupati Lingga, Maratusholiha Nizar yang juga dikenal sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Lingga. Bukan sekadar datang dan pulang, istri dari Muhammad Nizar ini memberikan sambutan yang menyentuh sekaligus menantang. Maratusholiha menyampaikan harapan agar kehadiran para mahasiswa KKN bisa menjadi angin segar bagi masyarakat, khususnya di Desa Resun.
“Mudah-mudahan dengan adanya mahasiswa KKN di Desa Resun dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada, serta mendukung pendekatan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan stunting,” ujarnya dengan nada optimistis.
Kalau biasanya mahasiswa KKN diidentikkan dengan kegiatan formalitas, Pemerintah Kabupaten Lingga justru mengajak mereka terlibat langsung menjadi bagian dari perubahan sosial. Dalam acara ini, hadir pula Kepala Desa Resun, perwakilan kampus, dan tamu undangan lainnya.

Kegiatan ini sebenarnya sederhana: temu sapa, sambutan, dan ajakan untuk bekerja sama. Tapi di balik itu, ada pesan yang dalam. Pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan masyarakat tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Apalagi kalau sudah bicara soal isu serius seperti stunting, yang dampaknya bisa lintas generasi.
Kehadiran para mahasiswa KKN ini diharapkan bukan cuma jadi agenda pengabdian rutin, tapi betul-betul membawa inovasi dan solusi. Mahasiswa diajak turun ke lapangan, melihat langsung persoalan, dan menawarkan pendekatan edukatif serta humanis.
Pemerintah Kabupaten Lingga pun menegaskan komitmennya untuk mendukung program-program yang memperkuat kualitas hidup masyarakat dan berkelanjutan.
Dalam semangat kolaborasi ini, Desa Resun bisa menjadi contoh bagaimana sinergi antara kampus dan pemerintah bisa jadi jembatan untuk perubahan. Tak perlu menunggu lulus untuk mulai berkontribusi, karena peran mahasiswa justru bisa dimulai dari sekarang—dari desa yang mungkin dulu tak tercatat di peta Google, tapi hari ini jadi pusat perhatian.
Laporan: Rangga | Editor: Fikri
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.