
KUTIPAN – Ada banyak cara pemerintah menarik perhatian masyarakat agar mau membayar pajak tepat waktu. Tapi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau kali ini agak lain: bukan cuma mengingatkan soal kewajiban, tapi juga memberi hadiah yang bisa bikin mata berbinar umrah bagi yang Muslim dan wisata religi bagi yang non-Muslim. Ya, begitulah nuansa yang terasa di acara Gebyar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 2025 yang digelar di Ballroom Hotel Aston Pelita, Batam, Jumat (31/10/2025).
Hari itu, suasana di Ballroom Hotel Aston Pelita terlihat lebih semarak dari biasanya. Musik, undian, hingga wajah-wajah ceria para wajib pajak yang hadir, semuanya berpadu dalam satu nuansa, perayaan ketaatan pada pajak.
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, datang langsung memimpin acara. Ia tidak sekadar menyampaikan sambutan formalitas, tapi juga pesan moral yang cukup hangat.
“Program Gebyar Pajak Kendaraan Bermotor ini adalah bentuk apresiasi kepada masyarakat yang taat membayar pajak kendaraan secara tepat waktu. Kami berharap kepatuhan ini bisa menjadi contoh bagi wajib pajak lainnya,” ujar Gubernur Ansar.
Bagi sebagian orang, pajak mungkin masih terdengar seperti beban. Tapi di tangan Pemprov Kepri, pajak kini jadi sumber berkah yang nyata. Sepuluh paket hadiah, termasuk perjalanan umrah dan wisata religi, siap dibagikan bagi mereka yang sudah patuh menunaikan kewajiban.
Gubernur menjelaskan bahwa peserta undian merupakan wajib pajak yang telah melunasi PKB sejak 1 Januari hingga 30 Oktober 2025, serta mereka yang membayar sebelum jatuh tempo 30 Oktober walau masa pajaknya berakhir antara 1 November hingga 31 Desember. Jadi, kalau sempat menunda, ya, maaf, kesempatan berangkat umrah gratis mungkin lewat begitu saja.
Lebih lanjut, Gubernur Ansar juga mengingatkan bahwa program pemutihan pajak kendaraan bermotor di Kepri masih berlangsung sampai 15 November 2025. Menurutnya, langkah ini bukan sekadar strategi menarik minat warga, tapi juga cara menjaga keseimbangan antara pemasukan daerah dan kesadaran publik.
“Kita tahu bahwa pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama merupakan sumber PAD terbesar Kepri. Karena itu, pemerintah terus berinovasi agar masyarakat semakin patuh dan sadar pajak,” jelasnya.
Tidak berhenti di kata-kata, Gubernur bahkan ikut memutar undian secara langsung—mungkin sebagai simbol bahwa keberuntungan kadang datang bersama kepatuhan. Setelah itu, giliran Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura, Anggota DPRD Wahyu Wahyudin, dan sejumlah pejabat lainnya ikut meramaikan momen tersebut.
Lucunya, suasana sempat terasa seperti konser mini. Ketika nama pemenang diumumkan, tepuk tangan dan sorak-sorai terdengar di seluruh ruangan. Beberapa di antaranya bahkan langsung melakukan teleconference bersama Gubernur Ansar dan Wagub Nyanyang, seperti ingin memastikan bahwa keberuntungan mereka bukan sekadar prank birokrasi.
Dari data yang disampaikan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Kepri, Abdullah, pembagian hadiah dilakukan secara proporsional agar adil bagi tujuh kabupaten/kota.
“Empat paket hadiah diberikan untuk wajib pajak dari Kota Batam, sementara masing-masing satu paket diberikan untuk kabupaten dan kota lainnya,” terang Abdullah.
Acara ini dihadiri pula oleh berbagai pihak: mulai dari jajaran Tim Percepatan Pencapaian Target Pembangunan, pejabat OPD Pemprov Kepri, Dirlantas Polda Kepri, Kepala PT Jasa Raharja Kepri, hingga pimpinan bank mitra. Ya, semua yang punya peran dalam rantai ekonomi dan pajak hadir di situ, seolah pajak benar-benar jadi urusan bersama.
Adapun daftar nama pemenang Gebyar PKB 2025 cukup menarik karena tersebar dari Tanjungpinang hingga Batam. Mulai dari Muhammad Syahril (Tanjungpinang), Suyanto (Karimun), Maskuri (Bintan), Ramadhani (Lingga), Muhammad Tahwid (Natuna), Farida (Anambas), hingga Mardiansah, Abdurahman, Antok Pribadi, dan Anita yang semuanya dari Batam. Penyerahan hadiah secara langsung dijadwalkan pada 10 November 2025 mendatang—pas bertepatan dengan suasana Hari Pahlawan, seakan mengingatkan bahwa pahlawan masa kini juga bisa datang dari meja Samsat.
Bisa jadi setelah ini, warga Kepri akan melihat bayar pajak bukan lagi sebagai kewajiban semata, tapi juga peluang—peluang untuk berkah, hadiah, dan tentunya, berkontribusi bagi pembangunan daerah tanpa harus berteriak soal “mana hasil pajak saya?”.





