
KUTIPAN – Membicarakan soal komunikasi publik di era digital sekarang, mau tidak mau, pemerintah daerah pun harus ikut lincah mengatur strategi. Tidak cukup hanya duduk manis menunggu berita sampai ke masyarakat. Harus aktif, kreatif, dan tentu saja tetap beretika. Itulah yang sekarang sedang digarap serius oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tanjungpinang.
Lewat program bertajuk Optimalisasi Komunikasi Digital, Diskominfo Tanjungpinang berusaha memastikan informasi pemerintah tidak sekadar berhenti di ruang-ruang rapat atau papan pengumuman kelurahan. Mulai Rabu (14/5) hingga Kamis (15/5), mereka menggelar pelatihan untuk para aparatur kelurahan dan kecamatan di seluruh penjuru kota. Lokasinya bergilir, dari Tanjungpinang Barat, Bukit Bestari, lalu ke Tanjungpinang Kota dan Tanjungpinang Timur.
Kepala Diskominfo, Teguh Susanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan cuma rutinitas formalitas. Ini bagian penting dari strategi mewujudkan visi dan misi Wali Kota Lis Darmansyah dan Wakil Wali Kota Raja Ariza. Fokus utamanya: menciptakan tata kelola informasi yang lebih terbuka, cepat, dan tentu saja partisipatif.
“Sebagai corong pemerintah, diskominfo harus memberikan informasi yang akurat, tepat waktu, mudah dipahami, dan transparan. Informasi yang disampaikan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mendukung pemahaman publik terhadap kebijakan dan program pemerintah,” ujarnya dengan tegas.
Artinya, tugas Diskominfo bukan sekadar membuat siaran pers dan unggahan Facebook. Ada tanggung jawab lebih besar: memastikan setiap informasi pemerintah sampai ke masyarakat tanpa tersesat di jalan. Dan untuk itu, peran kelurahan dan kecamatan jadi sangat vital.
Teguh pun mengingatkan bahwa keberhasilan komunikasi digital tidak bisa hanya diserahkan pada Diskominfo semata. Perlu ada sinergi, kerja bareng, dan tentu saja kesadaran penuh dari aparatur di lapangan.
“Mereka diharapkan dapat menyampaikan informasi terkait program kerja dan kebijakan pemerintah secara akurat dan terpercaya kepada masyarakat,” tambahnya.
Strategi ini bukan cuma tentang memperluas jangkauan informasi. Ini juga upaya membangun budaya transparansi, mempercepat komunikasi dua arah, sekaligus memperkuat akuntabilitas pemerintah daerah. Media sosial di tangan yang benar bisa menjadi alat edukasi dan promosi yang ampuh.
“Melalui media digital, berbagai program dapat disosialisasikan secara lebih luas dan efisien, sekaligus menjadi sarana edukasi serta promosi kegiatan yang akan, sedang, dan telah berjalan,” tutup Teguh.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Saluran Komunikasi Publik, Surya Dharma Sarno, memberikan bocoran soal teknis pelatihan. Para aparatur kelurahan dan kecamatan tidak hanya mendengarkan teori. Mereka diberi praktik langsung, belajar mengelola media sosial dengan pendekatan yang informatif dan beretika.
“Dengan konten kreatif seperti infografis, video singkat, dan narasi yang menarik, kami berharap aparatur kelurahan dan kecamatan mampu membangun komunikasi yang kuat dan berdampak di tengah masyarakat,” kata Surya.
Program ini juga sejalan dengan visi Bima Sakti yang diusung Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Visi yang ingin melahirkan SDM kreatif, melek teknologi, dan adaptif terhadap perubahan zaman, terutama dalam ranah komunikasi publik.
Jadi kalau ke depan tiba-tiba Instagram kelurahan makin rame, penuh konten kreatif yang informatif dan mendidik, bisa jadi itu hasil dari latihan serius ini.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.