
Disclaimer Tulisan ini masuk dalam rubrik Suara Kutipan editorial redaksi. Kalau kamu mau kirim tulisan serupa, silakan kirim ke penuliskutipandotco@gmail.com
KUTIPAN – Kadang hidup memang butuh jalan-jalan. Apalagi kalau jalan-jalannya ke China, bukan buat wisata belanja di pasar murah atau nyobain hotpot pedas level dewa, tapi demi masa depan kampung halaman. Begitulah kira-kira yang dilakukan Bupati Lingga, Muhammad Nizar. Bukannya lagi healing, beliau dan rombongan justru ngider ke pabrik aluminium di negeri Tirai Bambu. Misi mereka? Cari investor. Bukan cari temen duet TikTok.
Di zaman banyak orang lagi susah beli beras, Bupati Lingga malah terbang ke China. Tapi tunggu dulu, jangan keburu suudzon. Ternyata perjalanan ini bukan tanpa alasan. Menurut bisikan orang dalam (tenang, ini bukan dukun), katanya, “Pemerintah Daerah sedang mengupayakan untuk menarik investor agar mau berinvestasi di Kabupaten Lingga.”
Kalau kata anak Gen Z: fair enough. Wong tujuannya jelas. Dan supaya nggak kayak beli kucing dalam karung, ya tentu perlu dicek dulu siapa calon investornya. Jangan sampai yang ngaku “punya smelter” di brosur ternyata cuma punya bengkel las di pinggir jalan.

“Investasi tentunya juga harus dipastikan betul-betul dilakukan oleh pihak yang tepat, yang memang sudah terbukti memiliki kapasitas dan kapabilitas di negara asalnya.”
Makanya, Bupati dan gengnya muter-muter ke Xinjiang, Jiangyin, sampai Shanghai, dari tanggal 11 sampai 15 April 2025. Serius, ini bukan trip wisata religi, tapi kunjungan industrial kelas berat. Tanggal 11 April misalnya, mereka sowan ke Tianshan Aluminium Group di kawasan industri Shihezi, Kota Urumqi, Provinsi Xinjiang. Pabriknya luas banget, 750 hektar. Itu setara hampir 1.000-an lapangan bola. Jadi bukan pabrik kaleng-kaleng.
Di sana mereka lihat semua: dari tempat pembakaran awal, jalur kereta api pengangkut bahan baku, sampai pusat kontrol jaringan pembangkit listrik. Gokil, ini kunjungan kerja beneran, bukan cuma foto-foto sambil pakai helm merah buat konten Instagram seperti di foto itu.

Dua hari kemudian, tanggal 13 April, mereka lanjut ke PT Xinren Aluminium Foil Technology di Jiangyin, 150 km dari Shanghai. Perusahaan ini khusus bikin aluminium foil. Iya, yang biasanya buat bungkus nasi uduk itu loh, tapi versi industri raksasa. Jangan dibayangin pakai rol kecil dari dapur rumah, ini produksinya segede-gede gaban.
Dan klimaksnya, tanggal 15 April 2025, mereka duduk bareng di Kantor Pusat Tianshan Aluminium di Shanghai. Ketemu langsung sama Presiden Direktur Tianshan Aluminium, Mr. Zheng Chao Lin. Yang menarik, pak Zheng ini nggak cuma basa-basi. Beliau datang bawa kabar yang bikin warga Singkep bisa semangat nyicil motor baru.

“Pihaknya serius akan mendirikan smelter di wilayah Singkep dan lokasi tersebut sudah melalui kajian baik secara geografis maupun kelayakan bisnis,” ucap Mr Zheng Chao Lin, yang mengaku pernah datang ke Lingga.
Yang bikin mata langsung melek adalah angka investasi yang ditawarkan: 150 miliar yuan buat tahap awal. Itu kalau dikonversi ke rupiah, kira-kira bisa bikin satu juta gerobak bakso atau tiga juta BTS meal. Belum lagi disebutkan kebutuhan tenaga kerjanya 3.000 orang dan target produksi 20 juta ton. Wadaw.
Tentu, investasi sebesar ini nggak bisa asal masuk begitu aja. Pemerintah daerah butuh support dari semua pihak. “Investasi akan mudah masuk jika pemerintah dan semua pihak bersama berkomitmen untuk kemudahan, keamanan dan kenyamanan iklim politik, ekonomi dan sosial masyarakatnya kondusif,” kata orang dekat Bupati. Intinya, jangan ribut mulu di media sosial dan dunia nyata (tar investornya kabur kocar-kacir, ketakutan).
Jadi buat warga Lingga jangan mudah soudzon, kita doakan saja. Semoga smelternya beneran berdiri. Karena jujur aja, nyari kerja sekarang kayak nyari sinyal di hutan: susah setengah mati. Dan kalau beneran jalan, 3.000 tenaga kerja itu bukan angka kaleng-kaleng.