
KUTIPAN – Ada banyak cara untuk membanggakan kampung halaman. Bagi sebagian orang, cukup dengan karya dan prestasi kecil sudah cukup jadi bentuk cinta. Tapi bagi dua atlet disabilitas asal Tanjungpinang, cinta pada kota ini dibuktikan lewat perjuangan mereka di ajang Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (PEPARPENAS) XI Tahun 2025 di Jakarta.
Kamis pagi (30/10), suasana Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah di Kantor Wali Kota Tanjungpinang terasa hangat tapi penuh rasa haru. Bukan karena acara seremonial yang formal, tapi karena ada dua sosok muda yang siap mengharumkan nama daerah dengan cara mereka sendiri melalui olahraga.
Di hadapan mereka berdiri Wali Kota Lis Darmansyah, yang kali ini bukan sekadar pejabat yang melepas atlet, tapi juga seorang pemimpin yang tampak benar-benar bangga.
“Keterbatasan bukanlah halangan untuk berprestasi, justru menjadi bukti bahwa semangat dan tekad mampu mengalahkan segala rintangan,” ujar Lis, yang suaranya terdengar seperti dorongan moral untuk siapa pun yang hadir di ruangan itu.
Dua atlet disabilitas dari Kota Tanjungpinang itu akan membela Provinsi Kepulauan Riau di dua cabang berbeda, yakni tenis meja dan renang. Mereka bukan sendirian, karena total ada delapan atlet dari berbagai kabupaten/kota se-Kepri yang bergabung dalam kontingen resmi provinsi.
Rencananya, mereka akan berangkat ke Jakarta pada 1 November 2025, sementara ajang PEPARPENAS XI akan berlangsung selama 10 hari penuh. Di sanalah mereka akan bertanding, bukan hanya melawan atlet lain, tapi juga melawan rasa gugup dan tantangan yang pasti tidak mudah.
Lis Darmansyah tak hanya memberikan restu, tapi juga menegaskan betapa pentingnya momen ini untuk seluruh warga kota.
“Atas nama Pemerintah Kota Tanjungpinang, saya mengucapkan selamat kepada adik-adik yang terpilih mewakili daerah dalam ajang nasional ini. Kalian adalah inspirasi bagi kita semua,” kata Lis.
Ia juga menekankan bahwa prestasi bukan sekadar soal piala dan medali.
“Menang dan kalah adalah bagian dari kompetisi. Namun yang terpenting adalah semangat juang dan keberanian untuk tampil membawa nama baik daerah. Kami semua di Tanjungpinang sangat bangga dengan kalian,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Lis turut mengingatkan para pelatih dan pendamping agar tetap memberi perhatian dan semangat selama para atlet berada di Jakarta. Sebab, bagi mereka yang berjuang dengan keterbatasan, dukungan moral bisa jadi lebih berarti daripada tepuk tangan di akhir pertandingan.
Acara pelepasan itu juga dihadiri Fahrizal, Ketua NPCI Provinsi Kepulauan Riau, serta Jamaludin, Ketua NPCI Kota Tanjungpinang, dan Ishak Iskandar, Kepala SLB Tanjungpinang. Ketiganya kompak memberi motivasi dan doa untuk para atlet.
Jamaludin secara khusus menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah kota.
“Dukungan dari Pak Wali Kota menjadi semangat besar bagi kami. Kami akan berjuang sebaik mungkin dan berharap dapat mengharumkan nama Tanjungpinang serta Kepri di tingkat nasional,” ujarnya.
Ucapan itu seolah menegaskan bahwa olahraga disabilitas bukan sekadar ajang kompetisi, tapi juga simbol kesetaraan—bahwa setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berprestasi, asal diberi ruang dan kepercayaan.
Sebelum melepas keberangkatan, Lis Darmansyah kembali menegaskan dukungannya.
“Selamat bertanding dan tetap semangat. Jadilah inspirasi bagi masyarakat Tanjungpinang, tunjukkan bahwa semangat juang tidak mengenal batas,” tutupnya.
Pesan itu bukan hanya untuk dua atlet yang berangkat ke Jakarta, tapi juga untuk siapa pun yang masih ragu memulai langkah. Bahwa dalam hidup, batas itu kadang hanya soal pikiran.





