
KUTIPAN – Belajar di tengah jabatan itu kayak menyetir sambil baca buku, berisiko, tapi bukan berarti mustahil. Dan Amsakar Achmad, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, membuktikannya sendiri.
Hari Rabu, 23 Juli 2025, di Kampus IPDN Jatinangor, Amsakar mengikuti prosesi wisuda Program Doktor Ilmu Pemerintahan. Gelar S3 itu bukan hasil jalan pintas, melainkan perjalanan panjang yang dilalui sambil menjalankan roda pemerintahan.
Sidang terbuka dilakukan 14 Februari 2025 di IPDN Jakarta, Cilandak. Ia mengangkat topik disertasi yang tak main-main: kebijakan Ex Officio dalam pengembangan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Nilainya? 95 alias A, dengan IPK 3,81 dan predikat sangat memuaskan.
“Semakin saya belajar, semakin saya sadar masih banyak yang belum saya ketahui. Karena itu, saya ingin terus belajar dan berkontribusi bagi masyarakat,” ucapnya dalam beberapa kesempatan.
Sebelum itu, Amsakar juga sempat menjalani sidang tertutup pada 22 Januari 2025 dan langsung dinyatakan lulus dengan nilai 93. Semua proses akademik ia lalui di sela-sela tugas sebagai orang nomor dua di Batam saat itu.

Ini bukan sekadar gelar buat koleksi nama. Bagi Amsakar, pendidikan adalah jalan pengabdian. Ia pernah bilang, gelar akademik adalah bekal untuk melayani dengan lebih baik, bukan sekadar hiasan birokrasi.
Dan perjalanannya panjang. SD Negeri 37 Sungai Buluh (1981), SMP Negeri 2 Dabo Singkep (1984), SMA Negeri Dabo Singkep (1987), lalu Universitas Riau (S1, 1994), Universitas Airlangga (S2, 2005), hingga akhirnya IPDN (S3, 2025).
Wisuda Amsakar jadi bagian dari Sidang Senat Terbuka IPDN Tahun Akademik 2025/2026. Ada 1.305 wisudawan. Tapi tentu tak semua mengerjakan disertasi sambil menandatangani dokumen kota atau menghadiri rapat investasi strategis.
Gelar doktor ini bukan cuma buat dirinya, tapi inspirasi buat banyak anak muda Batam dan Lingga. Bahwa belajar tak kenal waktu. Dan pemimpin, seharusnya tak pernah berhenti belajar.
Laporan: Rangga
Editor: Fikri
Foto: Diskominfo
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan media Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.