
KUTIPAN – Ada satu fase dalam birokrasi yang selalu terasa seperti jeda napas panjang, menunggu keputusan. Dan hari ini, fase itu sedang dijalani oleh Seleksi Uji Kelayakan dan Kepatutan Direksi Perumda Air Minum Tirta Lingga periode 2026–2031.
Tahapannya nyaris rampung. Rapat sudah digelar. Nama-nama sudah mengerucut. Tinggal satu hal yang belum terdengar jelas ke publik, siapa yang akhirnya dipilih.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga, Armia, menyebut bahwa rapat penentuan hasil seleksi telah dilaksanakan pada Senin (15/12/2025) pagi. Namun, ia tidak ikut hadir karena harus menjalankan agenda lain di Dabo Singkep.
“Hari ini nampaknya keputusan nanti. Hari ini rapat tadi pagi. Saya tak ikut. Karena saya ada beberapa agenda di Dabo,” kata Armia kepada wartawan.
Jika ditarik mundur sedikit, seleksi ini awalnya diikuti oleh lima orang calon. Seiring tahapan berjalan, satu per satu gugur. Hingga akhirnya, hanya tiga nama yang bertahan dan mengikuti wawancara tahap akhir.

Dari tiga kandidat tersebut, dua merupakan putra daerah Kabupaten Lingga, sementara satu lainnya berasal dari Tanjungpinang. Sebuah komposisi yang diam-diam menyimpan harapan, bahwa pengelolaan air bersih urusan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, bisa dipimpin oleh orang yang memahami denyut daerahnya sendiri.
Perumda Air Minum Tirta Lingga bukan sekadar perusahaan daerah. Ia bersentuhan langsung dengan dapur, kamar mandi, dan rutinitas warga. Karena itu, proses seleksi direksinya kerap dipandang lebih dari sekadar formalitas administrasi. Ada ekspektasi, ada harapan, dan tentu saja ada sorotan.
Kini, publik hanya bisa menunggu. Menunggu satu nama atau mungkin lebih yang akan dipercaya memimpin Tirta Lingga untuk lima tahun ke depan. Keputusan tinggal selangkah lagi. Dan seperti biasa, di dunia birokrasi, selangkah itu kadang terasa paling panjang.





