Diundang menjadi narasumber pada pelatihan Batik Ecoprint, yang digagas oleh BUMDes Amanah Desa Tanjung Harapan, pada Sabtu (15/10/2022) yang berlangsung di Atap Daun, Dusun Sergang, Desa Tanjung Harapan, Kabupaten Lingga, Betuah Ethnic salah satu penggiat Batik Ecoprint yang memiliki rumah produksi di Kota Tanjungpinang meyakini di Kabupaten Lingga sangat potensial sebagai tempat produksi kain Batik Ecoprint.
Abib selaku pemilik dari Betuah Ethnic meyakini Kabupaten Lingga sangat prospek untuk memproduksi Batik Ecoprint dikarenakan banyaknya tumbuhan-tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna untuk dijadikan corak atau warna pada kain untuk dijadikan warna dan motif Batik Ecoprint. Apalagi kata dia, untuk menghasilkan selembar kain Batik Ecoprint tidak memerlukan biaya yang besar, hanya membutuhkan ketelitian, semangat dan konsistensi.
“Disini (Lingga) banyak bahan-bahan yang bisa kita gunakan kita buat untuk dijadikan bahan Ecoprint. Di Dabo ini dikenal banyak tumbuhan. Salah satunya tumbuhan Sepang itu bisa dijadikan pewarna, disini juga masih banyak lagi tumbuhan-tumbuhan yang bisa menghasilkan warna. Di Lingga ini sangat prospek, sangat bisa memproduksi Ecoprint itu sendiri,” kata Abib saat diwawancarai kutipandotco.
Lebih jauh Abib mengungkapkan, dirinya mengenal Batik Ecoprint sejak tahun 2015, dan Batik Ecoprint itu sendiri kata Abib telah Hype dan memiliki daya tarik pada tahun 2006 yang besarnya di Jakarta, Jogyakarta dan beberapa daerah bagian Timur Indonesia. Batik Ecoprint pun kata Abib sudah banyak dikenal oleh brand-brand besar baik dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga : Ketua Dekranasda Lingga Buka Pelatihan Ecoprint BUMdes Amanah
“Aku mengenal Ecoprint ini dari tahun 2015, kayaknya ini keren nih bisa dibuat nih disini dan perkembangan itu cukup pesat dan orang disini itu sebenarnya banyak yang belum tau. Banyak brand-brand besar kiblatnya kearah Ecoprint,” kata Abib.
Lebih jauh diungkapkan oleh pria kelahiran Bagan Siapi-api dan besar di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau ini mengatakan, untuk menghasilkan selembar Batik Ecoprint bermotifkan dan bewarnakan oleh dedaunan itu kendalanya di Kepulauan Riau ini hanya kain. Sementara bahan lainnya seperti pewarna yang dihasilkan oleh dedaunan sangat banyak di Kepulauan Riau apalagi di Kabupaten Lingga.
“Bahan yang paling dasar untuk Ecoprint ini tentunya kain, jadi untuk kain ini kita harus beli dari Pulau Jawa, karena kain sampai saat ini tidak ada produksi disini. Kita cuma beli kain aja, bahan baku semua ada disini jadi kita butuh beli kain aja,” kata Abib.
Meski telah mentransformasikan ilmunya mengenai teknik serta tata cara dan sebagainya hingga tercipta selembar Batik Ecoprint pada pelatihan yang diikuti oleh Tim PKK Desa Tanjung Harapan tersebut, Abib pemilik rumah Batik Ecoprint Betuah Ethnic, siap membuka ruang untuk bekerjasama dalam memasarkan hasil produksi Batik Ecoprint dari karya tangan Tim PKK Desa Tanjung Harapan.
“Kami kan ada beberapa customer, mereka juga penikmat dari Batik Ecoprint, kami bisa membantu untuk mempromosikan. Pasar itu ada cuma kita harus sabar berproduksi, karena UMKM yang sejenis ini kita butuh konsistensi, kita butuh ketelitian dan semangat yang kuat,” kata Abib.
Diketahui Batik Ecoprint sendiri berbahan dasar dari kain dan sebagai pewarna serta corak pada kain batik itu sendiri dari tumbuhan dedaunan yang banyak ditemui tumbuh disekitar. Selain itu, untuk memproduksi selembar kain Batik Ecoprint juga dibutuhkan keuletan, ketelitian dan seni dalam melakukan penyusunan daun pada kain serta penyesuaiannya warna agar kain batik yang dihasilkan memiliki daya tarik.
“Karena ini tidak umum, ini yang menjadi daya tarik tersendiri dan ada pasarnya. Ketika kita bicara produk lokal harus diproduksi didaerah sendiri, karena kita punya SDM disini tentu itukan meningkatkan roda perekonomian,” kata Abib
Baca Juga : Atap Daun Dusun Sergang Berbenah Sulap Kebun Karet Jadi Objek Wisata Bernuansa Kampung Melayu Lama
Sementara itu, menurut Direktur BUMDes Amanah Desa Tanjung Harapan Wendy Febrian mengungkapkan, untuk menghasilkan selembar kain Batik Ecoprint juga dapat dihasilkan dalam waktu singkat, asalkan bahan dasarnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Pada pelatihan Batik Ecoprint yang digelar BUMDes Amanah Desa Tanjung Harapan pelatihan mulai dari materi hingga praktek hanya berlangsung sejak pukul 09.00 WIB dan selesai pada 13.00 WIB selembar kain batik bermotifkan dedaunan tumbuhan langsung berhasil diproduksi.
“Yang menarik dari Batik Ecoprint ini, dari daun-daunan, pewarnaan dari tumbuhan yang selama ini batik yang kita pakai ada unsur kimia nya. Kedepannya mudah-mudahan ini menjadi industri kreatif, agar pengrajin batik ecoprint dan pengrajin jahit kita dalam satu lingkup industri. Targetnya menjadi industri-industri kreatif yang bisa menciptakan produk yang punya nilai ekonomis dan dijual,” kata Wendy Febrian kepada kutipandotco, Senin (24/10/2022).
Meski proses pengerjaannya dan produksinya terbilang singkat, pengrajin juga harus menguasai beberapa teknik seperti kombinasi warna, pengenalanan jenis warna yang dihasilkan dari tumbuhan serta pengaplikasian dedaunan pada sehelai kain. Karena menggunakan bahan dasar warna dari tumbuhan maka Batik Ecoprint dapat dikatakan sangat ramah lingkungan.
Yang menjadikan Batik Ecoprint itu memiliki daya tarik dan nilai jual tersendiri, kata Wendy, selain menggunakan pewarna dan motif dari tumbuhan, selembar kain Batik Ecoprint yang dihasilkan akan tidak sama dengan produksi lainnya, sebab pengaplikasian motif dedaunan dalam selembar kain membutuhkan seni seorang pengrajin dan tidak akan sama dengan produksi lanjutan atau yang diproduksi oleh pengrajin lainnya.
“Kalau peluang besar, saya yakin besar, karena Ecoprint sendiri lagi hits di luar karena satu produk Ecoprint itu tidak akan sama dengan yang lain, karena kita menentukan motifnya sesuai selera. Itu yang membuat kita yakin bahwa ini bisa punya nilai jual yang tinggi ,” kata Wendy.
Ditambahkan Wendy menyakini Batik Ecoprint bisa tumbuh dan berkembang dikarenakan selain keseriusan Tim PKK Desa Tanjung Harapan, juga terkait prospek pemasaran hasil produksi Batik Ecoprint nantinya. Sejauh ini kata Wendy, pihaknya telah melakukan kesepakatan dengan Betuah Ethnic.
“Betuah Ethnic sudah punya pasar dari berbagai wilayah di Indonesia hingga negara tetangga, mereka juga siap membantu promosi atau menampung hasil produksi batik Ecoprint nantinya. Tinggal lagi semua tergantung pada pengrajin kita mau menanggapi ini serius menjadikan industri yang memiliki nilai ekonomi atau ini hanya sebatas pelatihan saja,” kata Wendy.
Untuk diketahui, pelatihan Batik Ecoprint perdana dilaksanakan di Kabupaten Lingga oleh BUMDes Amanah Desa Tanjung Harapan pada Sabtu (15/10/2022) dengan peserta sedikitnya 20 orang dari Tim PKK Desa Tanjung Harapan sementara pemateri dari rumah Batik Ecoprint Betuah Ethnic asal Kota Tanjungpinang yang berlansung di Atap Daun, Dusun Sergang Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
(Seka)
Baca Juga : Ketua Dekranasda Lingga : Kami Fokus Batik Lingga BUMdes Amanah Leader Batik Ecoprint