
KUTIPAN – Ketua Organisasi Masyarakat Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) Kabupaten Tasikmalaya, Waris menyampaikan permintaan maaf secara terbuka setelah menyebut nama Direktur Primajasa sekaligus Ketua DPD Partai GERINDRA Provinsi Jawa Barat dalam orasinya saat aksi demonstrasi di acara pleno Pemungutan Suara Ulang (PSU) Kabupaten Tasikmalaya pada Rabu, (23/4/2025) di Gedung Dakwah Indonesia (GDI) Singaparna.
Dalam berita sebelumnya yang telah viral, acara rapat pleno rekapitulasi suara Pelaksanaan Suara Umum (PSU) tingkat Kabupaten Tasikmalaya yang diselenggarakan di aula Gedung Dakwah Indonesia (GDI) Singaparna tersebut berlangsung dengan situasi yang tegang. Suasana rapat semakin memanas ketika ratusan warga yang mengatasnamakan dari pendukung pasangan calon nomor urut 3 yaitu Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz dan Gerakan Rakyat Anti Politik Uang (GERAK TIPU) menggeruduk dan berkumpul tepat didepan gerbang Gedung Dakwah Indonesia (GDI) Singaparna dan melakukan aksi demo dalam hal penolakan hasil PSU pada tanggal 19 April 2025 lalu karena dianggap banyak kecurangan akibat adanya dugaan maraknya politik uang yang dilakukan oleh tim sukses pasangan calon nomor urut 2 yaitu Cecep-Asep yang didukung oleh Ketua DPD Partai GERINDRA Provinsi Jawa Barat atas nama H. Amir Mahfud sekaligus Direktur Utama PT Primajasa.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu Warga atas nama Waris selaku Ketua Ormas GIBAS Kabupaten Tasikmalaya yang mengaku sebagai pendukung pasangan calon nomor urut 3 yaitu Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz mengatakan, dirinya mewakili warga pendukung lainnya mengaku mendukung paslon nomor urut 3 tanpa diberi apapun. Dirinya menolak keras hasil perolehan suara yang dimenangkan oleh paslon nomor urut 2 karena dianggap hasil money politik yang didukung oleh Direktur Utama PT Primajasa sebagai Ketua DPD Partai GERINDRA Provinsi Jawa Barat.
“Saya atas nama Ketua GIBAS Kabupaten Tasikmalaya dan pendukung pasangan calon nomor urut 3 atas nama H. Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz tanpa diberi apapun selain atas dasar kepedulian kami. Kami menolak keras hasil perolehan suara ulang (PSU) yang dimenangkan oleh paslon nomor urut 2 karena dianggap hasil money politik yang didukung oleh salah satu Direktur Utama PT Primajasa”, ungkapnya.
Selain warga pendukung pasangan calon nomor urut 3 tersebut diatas, masyarakat yang mengatasnamakan dari Gerakan Rakyat Anti Politik Uang (GERAK TIPU) Kabupaten Tasikmalaya menolak keras hasil pemungutan suara ulang (PSU) yang diduga kuat banyak kejanggalan. Dalam orasinya, pihaknya tanpa mendukung paslon manapun menyampaikan tuntutan agar pihak penyelenggara, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya, segera melakukan verifikasi menyeluruh terhadap data rekapitulasi. Mereka menuntut keterbukaan informasi serta penjelasan yang komprehensif sebagai bentuk penghormatan terhadap aspirasi masyarakat.
“Kami menolak keras hasil pemungutan suara ulang (PSU) Kabupaten Tasikmalaya yang kami anggap tidak netral. Sebagai bentuk penghormatan terhadap aspirasi masyarakat, kami menuntut penjelasan sebagai keterbukaan informasi publik dari KPU dan Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya dari banyaknya dugaan praktik money politik yang terjadi menjelang PSU kemarin namun tidak ditindaklanjuti oleh Bawaslu dengan sejumlah alasan”, ungkap Dani selaku Dewan Pembina Gerakan Rakyat Anti Politik Uang (GERAK TIPU) Kabupaten Tasikmalaya.
Ucapan dalam orasi Ketua Gibas yang secara spontan menyebut nama Direktur Primajasa tersebut mengundang perhatian publik. Penyebutan itu menuai kontroversi dan sejumlah pihak pun merasa keberatan dengan kaitan yang diangkat, sehingga mencuatkan dugaan adanya narasi terselubung dalam penyampaian pesannya. Mereka menilai bahwa menyinggung nama tokoh publik seperti Direktur Primajasa sekaligus Ketua DPD Partai GERINDRA Provinsi Jawa Barat, H. Amir Mahfud yang dikenal lewat kiprahnya di dunia bisnis dan politik—bisa menjadi pemicu misinterpretasi serta menyisipkan pertanyaan tentang adanya agenda tertentu di balik pernyataan itu.
Menyadari dampak yang ditimbulkan, Ketua Gibas segera mengambil langkah untuk mengklarifikasi pernyataannya. Dalam video pernyataan yang berdurasi 2 menit 54 detik yang diunggah di akun tiktoknya atas nama @waris0027, Waris mengatakan permohonan maaf kepada sejumlah pihak terutama kepada pemilik perusahaan Primajasa atas nama H. Amir Mahfud atas ucapannya pada saat orasi yang meyebut kalimat binatang, hal tersebut diakui dirinya tertuju ke Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya atas kekecewaan pihaknya terhadap kinerja Bawaslu yang dianggap kurang profesional.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim, pada seluruh netizen saya atas nama waris ingin mengklarifikasi dan meminta maaf yang sebesar-besarnya bila dalam aksi waktu pada rapat pleno ada yang tersinggung, tidak ada niatan sedikitpun saya mengucapkan kata binatang itu atas dasar tanpa kesadaran dan emosional yang saya tunjukkan ke Bawaslu, tidak sedikitpun ke siapa selain Bawaslu. Adapun yang saya sabit yaitu salah satu perusahaan yang ada di Tasikmalaya yang terbesar, itu hanya kelanjutan daripada emosional saya terhadap Bawaslu. Harapan kami waktu aksi itu, ingin sekali kalau tasikmkmalaya itu kondusif dalam melaksanakan PSU dan pleno waktu itu. Alhamdulillah ternyata dengan hadirnya saya dan hadirnya rekan-rekan berserta kepolisian berjalan lancar sampai akhirnya tidak ada yang aksi kembali. Sekali lagi atas nama pribadi saya waris meminta maaf kalau memang ada yang tersinggung, untuk berbicara tidak sekolah kami memang tidak sekolah, kami selalu belajar, kami ingin sekali memperbaiki diri kami hingga banyak netizen yang mengingatkan saya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya”, ucap Waris.
“Jadi sekali lagi ada bahasa binatang itu tidak ditujukan kepada salah satu perusahaan atau yang memiliki perusahaan, tapi saya tunjukkan ke Bawaslu waktu itu karena kami merasa kecewa dengan Bawaslu saat pelaksanaan PSU, tidak menyangkut antara kalah dan menang, kita sudah biasa dalam dukungan ada yang menang ada yang kalah, tidak mungkin harus menang semua. Kami pun sebagai pendukung yang kalah menerima dengan lapang dada, tapi intinya tasik harus kondusif jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga se-kemampuan saya membantu agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak inginkan. Terimakasih, mohon maaf yang sebesar-besarnya sekali lagi terutama kepada yang merasa tersinggung yang punya perusahaan di Tasikmalaya haji Amir Mahfud, mudah-mudahan beliau sehat selalu, aminn. Wabillah hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”, tutupnya.
Menanggapi permintaan maaf Ketua Gibas, pihak Primajasa belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Sementara itu, sejumlah tokoh masyarakat mengapresiasi langkah Ketua Gibas yang dinilai sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pernyataan yang telah disampaikan di ruang publik. Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan dinamika yang terjadi tidak semakin memperkeruh suasana dan semua pihak dapat kembali fokus pada proses demokrasi yang berjalan di Kabupaten Tasikmalaya.
Sejumlah pihak menghargai sikap tanggung jawab dan kesiapan Ketua Gibas untuk meminta maaf secara terbuka. Meskipun demikian, insiden ini tetap menjadi pembelajaran penting bagi para pejabat dan praktisi komunikasi publik bahwa pemilihan kata harus selalu cermat, terlebih ketika menyangkut nama-nama tokoh yang memiliki peran strategis di masyarakat. Banyak pihak berharap klarifikasi lebih lanjut dapat membantu meredakan tanda tanya di kalangan publik dan menjaga keharmonisan diskursus di lingkungan PSU Kabupaten Tasikmalaya.
Laporan : Chandra