Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, mengungkapkan bahwa keterbatasan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mendorong Pemerintah Provinsi Kepri untuk mencari sumber dana dari berbagai pihak guna menjaga kelangsungan pembangunan di daerah.
Salah satu upaya yang diambil adalah menjalin kerjasama dengan Millenium Challenge Corporation (MCC), sebuah lembaga inovatif dan independen yang berasal dari Pemerintah Amerika Serikat, dengan tujuan mendukung pengentasan kemiskinan secara global.
Gubernur Ansar Ahmad telah intens berkomunikasi dengan MCC dan bahkan terlibat dalam pertemuan langsung di Tanjungpinang pada Selasa (9/12/2024). Dalam pertemuan tersebut, Ansar Ahmad menyatakan bahwa Pemprov Kepri telah menyiapkan readiness criteria, yakni kriteria kesiapan untuk menerima hibah investasi dari MCC.
“Semua persyaratan sudah disiapkan, dan Kepri menjadi Provinsi di Indonesia pertama dengan readiness criteria paling lengkap,” tambahnya.
Hingga saat ini, Kepri telah menerima dana hibah investasi sebesar Rp350 miliar dari MCC. Meski demikian, Gubernur Ansar berupaya untuk mendapatkan bantuan dengan nilai dua kali lipat dari jumlah tersebut, yakni senilai Rp700 miliar. Meskipun dana tersebut kemungkinan baru akan dikucurkan pada akhir tahun 2024 karena persyaratannya yang cukup kompleks.
“Semua sudah kita desain, dan mereka (MCC) sudah berkali-kali datang kemari. Kemungkinan Bappenas juga mendukung itu,” jelas Gubernur Ansar.
Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kepri dan MCC terjalin melalui program Compact-2, di mana Kepri menjadi salah satu dari lima provinsi di Indonesia yang menerima hibah investasi. Fokus utama dari program ini adalah mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah Kepri, terutama dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang.
Menurut Gubernur Ansar, proyek ini mencakup pembangunan infrastruktur menyeluruh dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura, Gurindam 12, hingga area Gudang Minyak. Pengembangan Pelabuhan Kuala Riau diharapkan memiliki Indikasi Economic Return Rate (ERR) antara 14 hingga 20%, memposisikan Kepri sebagai penerima hibah maksimal.
Selain pembangunan infrastruktur pelabuhan, Gubernur Ansar juga merencanakan pembangunan ruang dingin penyimpanan (cold storage) di kawasan tersebut. Rencana ini bertujuan untuk menjadikan Pelantar II sebagai pusat penjualan hasil laut dan memberikan tempat bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendorong produk lokal.