
KUTIPAN – Batam menghadapi tantangan serius dalam sektor pariwisata akibat pencemaran laut yang terus meningkat. Pada tahun 2024, kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp357,74 miliar atau sekitar 24% dari total PAD. Namun, sampah laut, aktivitas kapal, hingga tumpahan minyak mulai mengancam kelestarian lingkungan, menurunkan jumlah kunjungan wisatawan, serta menekan pendapatan masyarakat pesisir.
Menyikapi hal ini, Institut Teknologi Batam (ITEBA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Dampak Sosial-Ekonomi Pencemaran Laut terhadap Pariwisata di Batam” pada Sabtu, 13 September 2025, di Kampus ITEBA, Tiban Ayu, Batam.
Wakil Rektor I ITEBA, Dr. Eng. Ansarullah Lawi, menegaskan bahwa pencemaran laut tidak lagi sekadar persoalan ekologi.
“Masalah sampah laut di Batam bukan hanya isu ekologi, tetapi juga berdampak langsung pada sosial-ekonomi masyarakat, khususnya sektor pariwisata. Melalui forum ini, kita berharap lahir rekomendasi dan langkah nyata yang bisa diimplementasikan bersama,” tegasnya.
FGD ini melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor, mulai dari instansi pemerintah seperti Dinas Kominfo, Bappeda, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Hadir pula BP Batam, akademisi dari ITEBA dan Batam Tourism Polytechnic (BTP), serta pelaku industri wisata seperti Montigo Resorts, Nyirup Hotel, Batam View Beach Resort, dan Nongsa Point Marina.
Komunitas lingkungan seperti World Cleanup Day Batam, Bye-bye Plastics Batam, Forpasi Kepri, hingga kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dari Pulau Abang, Belakang Padang, Lance, dan Ngenang turut hadir. Kehadiran media seperti RRI Pro-1 FM Batam dan Socrates Media mempertegas pentingnya kolaborasi multi-pihak.
Forum ini menghasilkan tiga rekomendasi strategis:
Penguatan Tata Kelola Penta-Helix: melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.
Koordinasi Lintas Lembaga: melalui rencana aksi terpadu, sinergi perizinan satu pintu antara BP Batam, Pemko Batam, dan Pemprov Kepri, serta kanal pelaporan publik seperti lapor.go.id.
Inovasi dan Pemberdayaan Masyarakat: percepatan operasional TPS 3R, pengembangan bank sampah, edukasi lingkungan secara door-to-door, serta mendorong ekonomi kreatif berbasis wisata berkelanjutan.
Melalui forum ini, ITEBA menekankan pentingnya implementasi nyata dari rekomendasi yang dihasilkan. Kolaborasi akademisi, pemerintah, industri, komunitas, dan media diharapkan mampu menjaga kelestarian laut, meningkatkan kesadaran masyarakat, sekaligus memperkuat posisi Batam sebagai destinasi wisata unggulan bertaraf internasional.